tag:blogger.com,1999:blog-29179606809706381702024-03-05T21:16:07.510+07:00ILMU Sebelum Berkata dan Beramalmeniti jalan SUNNAHUnknownnoreply@blogger.comBlogger230125tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-76090345397344632362013-04-02T07:16:00.001+07:002013-04-02T07:16:38.451+07:00Penakluk Perancis Seorang Diri <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">|| Rasyid Nikaz, Penakluk Perancis Seorang Diri ||</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK8ZJPwItIR_gsJD6lpta364vFoGkp_wxAa-3Q4IccD7yJpZvt0KFiWt7HRPXF1WnJILJAxLpbHp-EVi-o0EYwZpwzNvhBO0_gN4hgOLV2PSjUW4ebM6y6VhiZPMvm4uoLIPHWz_Z_uybV/s1600/satu+orang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK8ZJPwItIR_gsJD6lpta364vFoGkp_wxAa-3Q4IccD7yJpZvt0KFiWt7HRPXF1WnJILJAxLpbHp-EVi-o0EYwZpwzNvhBO0_gN4hgOLV2PSjUW4ebM6y6VhiZPMvm4uoLIPHWz_Z_uybV/s320/satu+orang.jpg" width="230" /></a></div>
<br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Namanya Rasyid Nikaz, seorang pengusaha Perancis keturunan Aljazair yang dengan ringannya membayar denda bagi muslimah yang becadar di Perancis dan Belgia.</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Sebagaimana kita tahu Perancis menerapkan larangan mengenakan cadar di tempat umum sebagai reaksi pemerintah Perancis atas berduyun-duyunnya kaum wanita Perancis mengenakan cadar, dan bagi mu</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">slimah yang tertangkap petugas memakainya maka akan dikenakan denda.<br /><br />Rasyid NikazMaka sejak Perancis memberlakukan undang-undang tersebut, Rasyid Nikaz menyediakan dana 1 juta Euro dikhususkan untuk membayar denda bagi muslimah bercadar.<br /><br />Seolah dengan tindakannya itu dia mengatakan kepada wanita muslimah Perancis yang hendak bercadar:<br /><br />“Pakai cadarlah sesuka kalian, jika terkena denda sayalah yang akan membayarnya”.<br /><br />Beberapa media melansir foto milyarder tersebut, yang istrinya juga mengenakan cadar ini sedang berjalan setelah keluar dari sebuah kantor polisi.<br /><br />Mereka keluar dari kantor polisi dengan menegakkan kepala (jauh dari kerendahan) seusai membayarkan denda bagi 2 muslimah yang terkena denda.<br /><br />Atas perannya ini, Syekh Al-Khuwainy mengibaratkannya sebagai “Satu orang yang mengalahkan satu Negara”. Semoga Allah Ta’ala merahmati Rasyid Nikaz dan hartanya di dunia-akherat.<br /><br /><a href="http://islamislogic.wordpress.com/2013/02/21/rasyid-nikaz-penakluk-perancis-seorang-diri/" rel="nofollow nofollow" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;" target="_blank">http://<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>islamislogic.wordpress.com/<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>2013/02/21/<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>rasyid-nikaz-penakluk-peran<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>cis-seorang-diri/</a></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-36853865185958100832013-04-02T06:04:00.001+07:002013-04-02T06:04:21.380+07:00KISAH MUSLIMAH BERCADAR DARI THAILAND<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMVtqnp-0RWDwoTbo7KuF1csS_nY5uRX3L5A295jQGV-0xB3hsEllJu1DSL-AxgTU2ZZjFAojRDHzO8esK4V-0bU96cdBAgk0j2CCmzZXgJi1oLTtpPwDMH0a0fXvvKPM5X9rqkA_5mp64/s1600/bercadar.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMVtqnp-0RWDwoTbo7KuF1csS_nY5uRX3L5A295jQGV-0xB3hsEllJu1DSL-AxgTU2ZZjFAojRDHzO8esK4V-0bU96cdBAgk0j2CCmzZXgJi1oLTtpPwDMH0a0fXvvKPM5X9rqkA_5mp64/s320/bercadar.jpg" width="238" /></a></div>
<span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;">Wawancara Salah Satu Admin PPMB dengan Pelajar dari Thailand</span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;">Exclusive dari Sudan untuk para member PPMB di Indonesia </span><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;" /><br style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;" /><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;">Ini merupakan wawancara saya dengan salah satu pelajar bercadar dari Negara Thailand. Mahasiswi di salah satu jami’ah (universitas) di Sudan ini akrab disapa Nuha. Saya lihat hijabnya paling sempurna di antara teman-temannya dari Thailand. Kenapa saya katakana demikian, karena hi</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;">jabnya memenuhi syarat hijab dalam Islam. Karena itu, saya tertarik untuk mewawancarainya. Berhubung saya tidak bisa bahasa Thailand dan ukhtuna Nuha tidak bisa bahasa Indonesia,saya memutuskan mewawancarainya dengan bahasa arab. Berikut adalah terjemahan wawancara saya dalam bahasa Indonesia.<br /><br />Admin : Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh<br /><br />Nuha : Wa’alaykumussalam warohmatullahi wabarakatuh<br /><br />Admin : Yaa ukhtana, Bagaimana kabar anti?<br /><br />Nuha : Alhamdulillah baik. Tamaan jiddan. Dan bagaimana anti?<br /><br />Admin : Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Bolehkan saya bertanya pada anti tentang hijab?<br /><br />Nuha : Yaa,,Silahkan.<br /><br />Admin : Apakah di Negara Thailand banyak yang memakai cadar atau tidak ?<br /><br />Nuha : Sedikit diantara kami yang bercadar. Tetapi di Patani (salah satu nama kota di Thailand) lebih banyak yang bercadar daripada di daerah tempat tinggal saya.<br /><br />Admin : Bisa ceritakan bagaimana anti bisa berhijab dan berniqob ?<br /><br />Nuha : Awalnya saya orang yang awam masalah agama. saya memang beragama Islam tetapi hanya sebatas pengakuan di mulut saja. Yang saya ketahui Islam itu hanya sholat dan membaca Qur’an saja. Setelah lulus dari SMA negeri di Thailand, saya melanjutkan kuliyah di Bangkok (nama ibukota Thailand). Ya sama seperti kondisi bangku perkuliyahan umumnya. Campur antara laki-laki dan perempuan, mahasiswinya berpakaian ketat, pacaran, dll. Namun ada hal yang membuat saya tertarik yaitu saya punya kakak tingkat ia memakai cadar. Hanya satu orang tersebut yaitu kakak tingkat saya yang bercadar. Karena ia bercadar, tak seorangpun mau ngobrol dengannya. Mahasiswa laki-lakipun menjauhinya seakan merasa jijik padanya. Rasa penasaran saya padanya semakin kuat, akhirnya saya beranikan diri berkenalan dan bertanya kepadanya mengapa ia bercadar,apakah hukum cadar dalam islam, apakah istri rasulullah juga bercadar, dlll.. Segudang pertanyaanpun saya ajukan padanya. Subhanallah saya terkejut mendengar semua penjelasannya.<br /><br />Admin : Kenapa anda terkejut mendengar penjelasannya?<br /><br />Nuha : Setelah mendengar penjelasannya ternyata Islam bukan hanya sekedar sholat dan membaca Al-qur’an. Saya kanget ternyata hijab itu bukan hanya kerudung-kerudung saja. Tetapi hijab itu menutupi seluruh tubuh tanpa terkecuali. Adapun mata tidak ditutup tidak mengapa karena digunakan untuk berjalan. Kalaupun ditutuppun tidak mengapa.<br />Saya semakin gigit jari ketika tau bahwasanya wanita-wanita pada zaman Rasulullahpun berhijab yakni menutup semua tubuhnya termasuk wajah dan telapak tangan. Inilah haditsnya : Asma’ binti Abi Bakar berkata: “Kami menutupi wajah kami dari laki-laki, dan kami menyisiri rambut sebelum itu di saat ihram.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim. Al-Hakim berkata: “Shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim”, dan disepakati oleh Adz-Dzahabi.<br />Ini menunjukkan bahwa menutup wajah wanita sudah merupakan kebiasaan para wanita sahabat. (Lihat Hirasah Al-Fadhilah, hal 68-69, karya Syaikh Bakar bin Abu Zaid, penerbit Darul ‘Ashimah).<br />Saya merasakan betapa jauhnya saya dari Allah. Untuk apa hidup saya ini kalau bukan untuk taat kepada-Nya? Lalu kenapa saya tidak melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya? Kenapa saya tidak bercadar? Kenapa saya tidak belajar aqidah, fiqih, hadits, tafsir, dll sehingga saya tau mana yang merupakan perintah Allah dan mana larangan-Nya? Karena kebodohan saya,dunia saya menjadi sempit.<br /><br />Admin : Apakah setelah kejadian itu anti mulai bercadar dan menutup aurat secara sempurna?<br /><br />Nuha : Saat itu saya memiliki azzam untuk berhijab secara kaffah. Namun ketika saya bertanya kepada orang tua, umi saya melarang keras cadar,jilbab besar. Umi saya melarang karena permasalahan dunia, takut tidak selesai kuliyah,tidak dapat kerjaan, takut dikeluarkan dari tempat kuliyah,takut tidak ada laki-laki yang mau meminang saya,dll. Saya hanya bisa menangis merasakan betapa susahnya untuk berhijab secara syar’i. Dalam setiap sujud saya, saya selalu mengadu dan mengeluh pada Allah.<br />Kuatnya keinginan saya, membuat saya memberanikan diri bercadar. Tanpa sepengetahuan orang tua saya, saya sudah mulai memakai cadar saat dibangku kuliyah dan saat pergi-pergi. Namun ketika saya dirumah dan dilingkungan sekitar rumah, saya tidak berani memakainya karena takut pada umi. Lama-kelamaan, akhirnya umi tahu juga bahwasanya saya bercadar. Umi marah mengetahuinya. Di bangku kuliyahpun perlawanan dari para dosen, dan teman-temanpun semakin kuat. Karena saya memakai cadar, kerap kali saya di usir dan tidak boleh ikut mata kuliyah. Hal itu semakin berat bagi saya, karena kakak tingkat saya yang mengajari cadar kini ia sudah lulus kuliyah. Saya seorang diri disitu. Di dalam kesendirian saya, saya berfikir, berarti kakak tingkat saya juga merasakan apa yang saya alami dikarenakan cadar. Dikarenakan melaksanakan salah satu Syari’at Allah.<br /><br />Admin : Selanjutnya bagaimana kuliyah anti?<br /><br />Nuha : Hati saya sudah sesak dengan berbagai ujian setelah saya bercadar, namun saya berusaha kuat. Saya berusaha tegar. Saya bersabar hingga saya lulus kuliyah. Alhamdulillah, saya bisa menjalaninya hingga lulus kuliyah. Perasaan saya bagaikan kupu-kupu beterbangan bebas di angkasa setelah lulus dari kuliyah. Bebas dan lepas, begitulah perasaan saya. Setelah selesai kuliyah saya memutuskan belajar bahasa arab di Negara saya. Setelah belajar bahasa arab di Thailand, saya ingin ke daerah timur tengah untuk menimba ilmu disana.. Setelah saya selesai belajar bahasa arab di Thailand, Alhamdulillah Allah mengizinkan saya menghirup udara di Sudan. Di Sudan, kini saya bisa belajar agama lebih banyak. Betapa besar nikmat Allah, kini keluarga saya di Thailand mulai faham tentang agama. Adik laki-laki sayapun kini telah memulai belajar agama dari masyayikh (jamak dari kata syaikh,disebut juga guru/ustadz) di Sudan.<br /><br />Admin : Subhanallah,,luar biasa. Jazakillah khairan jaza’ atas pengalamannya.<br /><br />Nuha : Wa iyyaki.<br /><br />Admin : Wassalamu’alaykum warohmatullahi wabarakatuh<br /><br />Nuha : Wa’alaykumussalam warohmatullahi wabarakatuh<br /><br /><br /><br /><br />:: Jangan lupakan kami dalam doa antunna ::<br />::____*Ukhtukunna di PPMB*_____::</span><br />
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;"><br /></span>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #333333; display: inline; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 14px;">sumber <a href="http://www.facebook.com/photo.php?fbid=451774188203891&set=a.235105749870737.51922.227623633952282&type=1">http://www.facebook.com/photo.php?fbid=451774188203891&set=a.235105749870737.51922.227623633952282&type=1</a></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-71431496903696363952013-04-02T05:48:00.000+07:002013-04-02T05:49:08.985+07:00RINGKASAN ILMU TAJWID<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title" style="border-bottom-color: rgb(231, 231, 231); border-bottom-style: solid; border-width: 0px 0px 1px; font-family: Rockwell, Georgia, 'Palatino Linotype', Palatino, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 32px; margin: 0px 0px 30px; outline: 0px; padding: 0px 0px 25px; position: relative; vertical-align: baseline; width: 500px;">
RINGKASAN ILMU TAJWID</h1>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQp0jFl2kAK5okJWHfPTz7if_6uFm-uFAZ-SxJ4OpT5gKtHRLcEipBUH_VGgWUBDrpZofn2fHVuW4MJHlzS1KqtDmR7_x_ityB5kc6ci1hDZQ7Jzc7PJBe6CJ4F74gynFDNFZKu9sXIHAl/s1600/gambar+unukj+tajwid.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQp0jFl2kAK5okJWHfPTz7if_6uFm-uFAZ-SxJ4OpT5gKtHRLcEipBUH_VGgWUBDrpZofn2fHVuW4MJHlzS1KqtDmR7_x_ityB5kc6ci1hDZQ7Jzc7PJBe6CJ4F74gynFDNFZKu9sXIHAl/s1600/gambar+unukj+tajwid.jpg" /></a></div>
<div class="entry" style="border: 0px; color: #7a7a7a; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 500px;">
<br />
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">1. HUKUM NUN MATI</strong><br />
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Izh-har Halqi</strong>, yaitu pembacaan nun mati atau tanwin yang sesuai makhroj-nya (tidak di-ghunnah-kan) apabila bertemu dengan salah satu huruf izhhar.<br />
Huruf-huruf izhhar adalah : <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ء ـ ة ـ ع ـ ح ـ غ ـ خ</strong><br />
Contoh-contoh izhhar:<br />
مِنْ هَادٍِ ـ مِنْ عِلْمٍِ ـ عَيْنٍِ ءانِيَةٍِ ـ فَرِيْقًَا هَدَى ـ يَنْهَوْنَ ـ أَنْعَمْتَ<br />
<span id="more-139" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br />
- <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Idgham</strong>, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin secara lebur ketika bertemu huruf-huruf idgham, atau pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang di-tasydid-kan. Ketentuan ini berlaku ketika pertemuan nun mati dengan huruf idgham dalam dua kata yang terpisah. Idgham dibagi dua yaitu:<br />
> Idgham bil ghunnah atau ma’al ghunnah (yang harus digunakan)<br />
> Idgham bila ghunnah (yang tidak boleh digunakan)<br />
Huruf-huruf idgham bil ghunnah : <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ي ـ ن ـ م ـ و</strong><br />
Huruf-huruf idgham bila ghunnah : <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ل ـ ر</strong></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Contoh-contoh idgham :<br />
أَنْ يَضْرِبَ ـ خَيْرًا يَرَاهُ ـ مَالاًَ لُّبَدًا ـ أن لَّمْ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dikecualikan empat kata yang tidak boleh dibaca sesuai dengan kaidah ini, karena pertemuan nun mati dengan huruf idgham dalam satu kata. Cara membacanya harus jelas dan disebut izhhar muthlaq, yaitu:<br />
الدُّنْيَا ـ بُنْيَانْ ـ قِنْوَانْ ـ صِنْوَانْ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Iqlab</strong>, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf ba’ yang berubah menjadi mim dan disertai dengan ghunnah.<br />
Contoh-contoh iqlab: أَن بُوْرِكَ ـ يَنْبُوْعً ـ سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ikhfa’ Haqiqi</strong>, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin ketika bertemu dengan huruf-huruf ikhfa’ memiliki sifat antara izhhar dan idgham dengan disertai ghunnah. Huruf-huruf ikhfa’ berjumlah 15, yaitu:<br />
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ص ـ ذ ـ ث ـ ك ـ ج ـ ش ـ ق ـ س ـ د ـ ط ـ ز ـ ف ـ ت ـ ض ـ ظ</strong><br />
Contoh ikhfa’ haqiqi: مِنْ صِيَامٍِ ـ فَانْصُرْنَا ـ مَاءًَ ثَجَّاجًا ـ قَوْلاًَ سَدِيْدًا</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">2. HUKUM MIM MATI</strong></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ikhfa’ Syafawi</strong>, yaitu apabila mim mati bertemu dengan ba’. Cara pengucapannya mim tampak samar (bibir tanpa ditekan kuat) disertai dengan ghunnah. Contoh: تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍِ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Idgham Mitslain</strong>, atau idgham mimi yaitu apabila mim mati bertemu dengan mim. Cara pengucapannya harus disertai dengan ghunnah.<br />
Contoh: إنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
-<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Izh-har Syafawi</strong>, yaitu apabila mim mati bertemu dengan selain huruf mim dan ba’. Cara pengucapannya adalah mim harus dibaca jelas, harus tampak jelas tanpa ghunnah, terutama ketika bertemu dengan fa’ dan waw. Sedikitpun mim tidak boleh terpengaruh makhroj fa’ dan waw walaupun makhrojnya berdekatan/sama. Contoh: أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ـ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">3. HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID</strong></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setiap mim dan nun yang bertasydid wajib dighunnahkan. Ketika membaca mim yang bertasydid cara membacanya bibir harus merapat dengan sempurna, dan ketika membaca nun yang bertasydid ujung lidah harus menempel pada makhroj nun dengan sempurna/kuat. Contoh:<br />
عَمَّ يَتَسَاءَلُوْنَ ـ فَأُمُّهُ هَاوِيَةًَ ـ يَـأَيُّهَاالْمُزَّمِّلْ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">4. HUKUM LAM TA’RIF (ALIF LAM)</strong></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Berdasarkan cara pembacaannya ini, alif lam dibagi menjadi dua macam :</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Alif Lam Qamariyah</strong>, yakni alif lam harus dibaca jelas ketika menghadapi huruf-huruf berikut: <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ء ـ ب ـ غ ـ ح ـ ج ـ ك ـ و ـ خ ـ ف ـ ع ـ ق ـ ي ـ م ـ ه</strong><br />
Contoh : الْخَالِقُ ـ الْعِلْمُ ـ الْقَادِرُ ـ الْمَرْجَانْ ـ الْجَنَّةُ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- <strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Alif Lam Syamsiyah</strong>, yakni alif lam harus dibaca idgham (masuk ke dalam huruf berikutnya) apabila bertemu dengan huruf-huruf berikut:<br />
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ط ـ ث ـ ص ـ ر ـ ت ـ ض ـ ذ ـ ن ـ د ـ س ـ ظ ـ ز ـ ش ـ ل</strong><br />
Contoh: النُّوْرُ ـ الدِّيْنُ ـ الصَّلاَةُ ـ اللَّيْلُ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">5. HUKUM MAD</strong></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mad adalah memanjangkan lama suara ketika mengucapkan huruf mad. Huruf mad ada tiga yaitu :<br />
- و (waw sukun) yang huruf sebelumnya berharokat dhommah.<br />
- ي (ya’ sukun) yang huruf sebelumnya berharokat kasrah.<br />
- ا (alif) yang huruf sebelumnya berharakat fat-hah. Contoh: نُوحِيـهَـا<br />
Mad secara umum terbagi menjadi dua, yaitu Mad Ashli dan Mad Far’i.</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
I. Adapun pembagian mad Ashli adalah sebagai berikut:</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">a. Mad Thabi’i</strong>, yaitu mad yang tidak terpengaruhi oleh sebab hamzah atau sukun, tetapi didalamnya ada salah satu huruf mad yang tiga; alif, ya’, waw. Contoh: إِيَّاكَ – يَدْخُلُوْنَ – فِيْ جِيْدِهَا</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">b. Mad Badal,</strong> yaitu apabila terdapat hamzah bertemu dengan mad. Panjangnya 2 harakat.<br />
Contoh: أُوْتِيَ – ءَادَمَ – إِيْمَانٌُ – اِيْتُوْنِيْ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">c. Mad ‘Iwadh</strong>, yaitu berhenti pada huruf yang bertanwin fat-hah. Panjangnya 2 harakat. Catatan:<br />
Huruf Hamzah yang bertanwin fat-hah terkadang disudahi dengan alif, atau terkadang didahului alif, cara membaca tetap sama 2 harakat. Dan pengecualian berhenti pada Ta’ Marbuthah yang bertanwin fat-hah cara membacanya ta’ harus mati dan berubah menjadi Ha’.<br />
Contoh: عَلِيْمًا حَكِيْمًا – غَفُوْرًا رَحِيْمًا – لَيْسُوْا سَوَاءًَ – جُزْءًَا</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">d. Mad Tamkin</strong>, yaitu apabila terdapat ya’ bertasydid bertemu dengan ya’ sukun. Panjangnya 2 harakat.<br />
Contoh: وَإِذَا حُيِّيْتُمْ – فِيْ الأُمِّيِّيْنَ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">e. Mad Shilah Qashirah</strong>, yaitu apabila terdapat ha’ dhamir (bunyi hu atau hi) bertemu dengan selain<br />
hamzah. Panjangnya 2 harakat.<br />
Contoh: وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ – لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Keterangan:<br />
- Ha’ dhamir tidak dibaca panjang 2 harakat apabila salah satu huruf sesudah atau sebelumnya mati. Kecuali ayat 69 didalam surah Al-Furqan, yaitu:<br />
وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً maka ha’ dibaca panjang 2 harakat walaupun sebelumnya didahului huruf mati. Mad ini disebut Mad Al-Mubalaghah.<br />
- Selain ha’ dhamir tidak dibaca panjang.<br />
Contoh: لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفعا</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
II. Adapun pembagian mad Far’i adalah sebagai berikut:</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- Mad Far’i yang bertemu dengan hamzah ada 3 macam:</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">a. Mad Wajib Muttashil</strong>, yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya 4 harakat ketika washal, sedangkan dalam keadaan waqaf boleh dibaca 4, 5 atau 6 harakat.<br />
Contoh: إِذَا جَاءَ نَصْرُ اﷲ – مَنْ يَعْمَلْ سُوءاًَ…</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">b. Mad Ja’iz Munfashil,</strong> yaitu apabila terdapat mad bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Panjangnya 4 atau 5 harakat.<br />
Contoh: اﷲ وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا – فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍِ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">c. Mad Shilah Thawilah</strong>, yaitu apabila terdapat ha’ dhamir bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah. Panjangnya 4 atau 5 harakat.<br />
Contoh: أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ – يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- Mad Far’i yang bertemu dengan Sukun atau Tasydid ada 5 macam:</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">a. Mad Farqi,</strong> yaitu mad badal sesudahnya berupa huruf yang bertasydid. Panjang 6 harakat. Mad ini hanya terjadi pada 2 kalimat dan terdapat di dalam tiga surat, yakni surat Al-An’am : 143-144, Yunus : 59 dan An-Naml : 59.<br />
Lafazhnya: قُلْ ء الذَّكَرَيْنِ – ء اﷲ خَيْرٌ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">b. Mad Lazim Kilmiy Mutsaqqal,</strong> yaitu apabila huruf atau bacaan mad sesudahnya berupa huruf yang bertasydid. Panjangnya 6 harakat.<br />
Contoh: مِنْ دَابَّةٍ – حَـاجَّ – تَحَـاضُّوْنَ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">c. Mad Lazim Kilmiy Mukhoffaf,</strong> yaitu mad badal sesudahnya terdapat huruf sukun. Panjangnya 6 harakat, dan mad ini hanya terdapat pada surat Yunus: 51 dan 91. Contoh: ءالـٰنَ وَقَدْ كُنتُم بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">d. Mad Lazim Harfiy Mutsaqqal</strong>, yaitu mad yang terjadi pada huruf Muqaththa’ah yang terdapat di sebagian beberapa awal surat. Cara membaca huruf tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang 6 harakat dan diidghamkan. Contoh: الـم = أَلِفْ لاَمْ مِيْم – طسم = طاَ سِيْن مِيْم</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">e. Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf,</strong> yaitu mad yang terjadi pada huruf Muqaththa’ah yang terdapat disebagian beberapa awal surat. Cara membaca huruf tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang 6 harakat, tetapi tanpa diidghamkan. Contoh: ق = قَافْ – عسق = عَيْنْ سِيْنْ قَافْ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
- Mad Far’i karena waqaf, ada 2 macam:</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">a. Mad ‘Aridh Lissukun</strong>, yaitu apabila mad thabi’i jatuh sebelum huruf yang diwaqafkan. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat.<br />
Contoh: إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ – الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">b. Mad Liin</strong>, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf sebelumnya berupa waw sukun atau ya’ sukun yang didahului oleh huruf berharakat fat-hah. Panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harakat.<br />
Contoh: خَوْف – الصَّيْف – البَيْت – عَلَيْهِ – مَثَلُ السَّوْءِ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">6. AT-TAFKHIM DAN AT-TARQIQ</strong></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tafkhim berarti menebalkan suara huruf, sedangkan Tarqiq adalah menipiskannya. Tafkhim dan Tarqiq terdapat pada 3 hal :</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">a. Lafazh Jalalah</strong>, yaitu lafazh Allah. Al Jalalah maknanya adalah kebesaran atau keagungan. Cara membacanya ada dua macam, yaitu tafkhim dan tarqiq.</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lafazh Jalalah dibaca tafkhim apabila keadaannya sebagai berikut:<br />
- Berada di awal susunan kalimat atau disebut Mubtada’ (Istilah tata bahasa Arab). Contoh: اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ<br />
- Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf berharakat fat-hah.<br />
Contoh: قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ<br />
- Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf berharakat dhammah.<br />
Contoh: نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sedangkan dibaca Tarqiq apabila sebelum lafazh Jalalah huruf berharakat kasroh. Contoh: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">b. Huruf-huruf Isti’la</strong> ( خ – ص – ض – غ – ط – ق – ظ )</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Semua huruf isti’la harus dibaca tafkhim, dengan dua tingkatan. Pertama, tingkatan tafkhim yang kuat, yakni ketika sedang berharakat fat-hah atau dhammah. Kedua, adalah tingkatan tafkhim yang lebih ringan, yakni ketika berharakat kasrah atau ketika sukun dengan huruf sebelumnya berharakat kasrah. Juga harus dibaca tafkhim apabila nun mati atau tanwin (hukum ikhfa’ haqiqi) bertemu dengan huruf isti’la, kecuali apabila bertemu dengan huruf ghain dan kha’. Sebaliknya, seluruh huruf istifal (huruf-huruf selain huruf isti’la) harus dibaca tarqiq, kecuali ra’ dan lam pada lafazh jalalah.</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">c. Huruf Ra’</strong>, dibacanya tafkhim apabila:<br />
- Ketika berharakat fat-hah.<br />
- Ketika berharakat dhammah.<br />
- Ra’ sukun sebelumnya berharakat fat-hah.<br />
- Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat dhammah.<br />
- Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat fat-hah.<br />
- Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf berharakat dhamaah.<br />
- Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya alif.<br />
- Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya waw.<br />
- Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf yang mati, dan didahului huruf<br />
fat-hah atau dhammah.<br />
- Ra’ sukun sebelumnya hamzah washal.<br />
- Ra’ sukun sebelumnya huruf berharakat kasrah dan sesudahnya huruf isti’la<br />
tidak berharakat kasrah serta berada dalam satu kalimat.<br />
Sedangkan huruf Ra’ dibaca tarqiq apabila keadaannya sebagai berikut:<br />
- Ra’ berharakat kasrah.<br />
- Ra’ sukun sebelumnya berharakat kasrah dan sesudahnya bukan huruf isti’-<br />
la, atau bertemu huruf isti’la namun dalam kata yang terpisah.<br />
- Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya huruf kasrah atau ya’ sukun.<br />
- Ra’ sukun karena waqaf sebelumnya bukan huruf isti’la dan sebelumnya di<br />
dahului oleh kasrah.<br />
Kemudian Ra’ yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:<br />
- Ra’ sukun sebelum berharakat kasrah dan sesudahnya huruf isti’la berhara-<br />
kat kasrah.<br />
- Ra’ sukun karena waqaf, sebelumnya huruf isti’la sukun yang diawali de-<br />
ngan huruf berharakat kasrah.<br />
- Ra’ sukun karena waqaf dan setelahnya terdapat ya’ terbuang.</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">7. IDGHAM</strong></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Idgham artinya memasukkan atau melebur huruf. Idgham dibagi 3 yaitu:</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">a. Idgham Mutamatsilain,</strong> yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang sama makhraj dan sifatnya.<br />
Contoh: اضْرِب بِّعَصَاكَ الْحَجَر – وَقَد دَّخَلُوْا – يُدْرِكـكُّمُ الْمَوْتُ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">b. Idgham Mutajanisain</strong>, yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang sama makhrajnya, namun sifatnya berlainan. Yaitu pada makhraj huruf:<br />
(ط-د-ت) – (ظ-ذ-ث) – (م-ب)</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Contoh: قَـد تَّبَيَّـنَ dibaca langsung masuk ke huruf ta’<br />
ارْكَب مَّعَنَـا dibaca langsung masuk ke huruf mim</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">c. Idgham Mutaqaribain,</strong> yaitu apabila berhadapannya dua huruf yang ham-pir sama makhraj dan sifatnya. Yaitu pada huruf ق – ك dan ل – ر .<br />
Contoh: أَلَمْ نَخْلُقـّكُمْ dibaca tanpa meng-qalqalah-kan qaf<br />
وَقُل رَّبِّ dibaca tanpa menampakkan lam</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">8. TANDA-TANDA WAQAF (BERHENTI)</strong><br />
- م yaitu tanda waqaf yang menunjukkan penekanan untuk berhenti.<br />
- لا yaitu tanda waqaf yang menunjukkan dilarang berhenti secara total (tidak melanjutkan membaca lagi), jika sekedar mengambil nafas dibolehkan.<br />
- صلى yaitu tanda waqaf boleh berhenti, namun washal lebih utama.<br />
- ج yaitu tanda waqaf yang menunjukkan waqaf atau washal sama saja.<br />
- قلى yaitu tanda waqaf yang menunjukkan lebih baik berhenti.<br />
- yaitu tanda waqaf agar berhenti pada salah satu kata.</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">9. ISTILAH-ISTILAH DALAM AL-QUR’AN</strong></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">a. Sajdah</strong>. Pada ayat-ayat sajdah disunahkan melakukan sujud tilawah. Sujud ini dilakukan di dalam atau diluar shalat, disunahkan pula bagi yang membaca dan yang mendengarkannya. Hanya saja ketika didalam shalat, sujud atau tidaknya tergantung pada imam. Jika imam sujud, makmum harus mengikuti, dan begitu pula sebaliknya. Ayat Sajdah terdapat dalam surat: 7:206, 13:15, 16:50, 17:109, 19:58, 22:18, 22:77, 25:60, 27:26, 32:15, 38:24, 41:37, 53:62, 84:21, 96:19.</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">b. Saktah</strong> ( س ) yaitu berhenti sejenak tanpa bernafas. Ada didalam surat: 18:1-2, 36:52, 75:27, 83:14. Contoh: كَلاَّ بَلْ رَانَ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">c. Isymam,</strong> yaitu menampakkan dhammah yang terbuang dengan isyarat bibir. Isymam hanya ada di surat Yusuf ayat 11, pada lafazh لاَ تَأْمَنَّا</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">d. Imalah,</strong> artinya pembacaan fat-hah yang miring ke kasrah. Imalah ada di dalam surat Hud ayat 41, pada lafazh بِسْمِ اللهِ مَجْرَهَا dibaca “MAJREHA”.</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">e. Tas-hil,</strong> artinya membaca hamzah yang kedua dengan suara yang ringan atau samar. Tas-hil dibaca dengan suara antara hamzah dan alif. Terdapat di dalam surat Fushshilat ayat 44, pada lafazh أَأَعْجَمْيٌّ hamzah yang kedua terdengar seperti ha’.</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">f. Nun Al-Wiqayah,</strong> yaitu nun yang harus dibaca kasrah ketika tanwin bertemu hamzah washal, agar tanwin tetap terjaga.<br />
Contoh: نُوْحٌ ابْنَهُ – جَمِيْعًا الَّذِيْ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">g. Ash-Shifrul Mustadir,</strong> yaitu berupa tanda (O) di atas huruf mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika washal maupun waqaf (bentuknya bulatan sempurna, dan biasanya terdapat di mushaf-mushaf timur tengah).<br />
Contoh: لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُواْ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">h. Ash-Shifrul Mustathilul Qa’im,</strong> yaitu berupa bulatan lonjong tegak (0) biasanya diletakkan di atas mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika washal, namun dibaca panjang ketika waqaf.<br />
Contoh: أَنَاْ خَيرٌ – لَكِنَّاْ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">i. Naql,</strong> yaitu memindahkan harakat hamzah pada huruf sebelumnya.<br />
Contoh: ﺑﺌﺲَ الاِسْمُ dibaca ﺑﺌﺴَلِسْمُ</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
(Diringkas seperlunya dari buku “Pedoman Daurah Al-Qur’an – Kajian Ilmu Tajwid” oleh Abdul Aziz Abdur Rauf. Al-Hafizh, Lc. Dan buku “Ilmu Tajwid Plus” oleh Moh. Wahyudi.)</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Abu Fahd Negara Tauhid<br />
sumber : <a href="http://gizanherbal.wordpress.com/2011/02/13/ringkasan-ilmu-tajwid/">http://gizanherbal.wordpress.com/2011/02/13/ringkasan-ilmu-tajwid/</a></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-37939964702294770112013-03-31T23:24:00.003+07:002013-03-31T23:24:30.062+07:00FOTO-FOTO MENAKJUBKAN KRISTAL ES DILIHAT MELALUI MIKROSKOP <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title" style="border-bottom-color: rgb(231, 231, 231); border-bottom-style: solid; border-width: 0px 0px 1px; font-family: Rockwell, Georgia, 'Palatino Linotype', Palatino, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 32px; margin: 0px 0px 30px; outline: 0px; padding: 0px 0px 25px; position: relative; vertical-align: baseline; width: 500px;">
<br /></h1>
<span class="day" style="border: 0px; display: block; font-size: 36px; line-height: 32px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span><div class="entry" style="border: 0px; color: #7a7a7a; font-family: Georgia, Times, serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin: 0px; outline: 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 500px;">
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Foto Menakjubkan dibawah ini adalah Kristal Es Beku yang diambil melalui microskop. Foto Microskop dibuat monocrome agar pencritraan Kristal Es lebih jelas karena es tidak punya warna dasar. silakan saksikan foto foto menakjubkan dibawah ini:</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_01.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" /> <span id="more-3610" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br /><a href="" name="more" style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></a><a href="http://edan77.blogspot.com/" style="border: 0px; color: #f3686d; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></a></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_02.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_03.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_04.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_05.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_06.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_07.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_08.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_09.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_10.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_11.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_12.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_13.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.unikaneh.com/2012/03/beginilah-keindahan-kristal-kristal-es.html" name="pic14" style="border: 0px; color: #f3686d; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></a><img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_14.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_15.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_16.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_17.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_18.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_19.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_20.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_21.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_22.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" title="Snow by microscope (23 pics)" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<img alt="Snow by microscope (23 pics)" src="http://img.izismile.com/img/img2/20090114/snow_23.jpg" style="border: 5px solid rgb(251, 221, 223); font-size: 14px; height: auto; margin: 0px 0px 15px; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" /></div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sumber http://wahw33d.blogspot.com/2012/03/foto-mikroskop-kristal-es-yang.html#ixzz1qa271596</div>
<div style="border: 0px; font-size: 14px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-48239213525815797452013-03-31T23:19:00.000+07:002013-03-31T23:19:28.921+07:00JANDA MUDA MUJAHIDIN SURIAH JADI REBUTAN PRIA ARAB<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="s5_pagetitlewrap" style="background-color: white; color: #191919; font-family: Arial, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px;">
<h2 style="font-family: Arial; font-weight: normal; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; text-transform: uppercase;">
<br /></h2>
</div>
<div style="background-color: white; clear: both; color: #191919; font-family: Arial, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; height: 15px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 0px;">
<h2 style="font-family: Arial; font-weight: normal; line-height: normal; margin: 0px; padding: 0px; text-transform: uppercase;">
JANDA MUDA MUJAHIDIN SURIAH JADI REBUTAN PRIA ARAB</h2>
</div>
<div class="s5_contentwrapper" style="background-color: white; background-image: url(http://www.gemaislam.com/templates/maxedmag/images/Shape5_MaxedMag_seperate.png); background-position: 50% 0%; background-repeat: repeat no-repeat; color: #3f3e3e; font-family: Arial, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin: 0px; padding: 24px 0px 0px;">
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
<img border="0" class="padded" height="180" src="http://gemaislam.com/images/jandasuriah.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.4) 0px 0px 4px inset; border-bottom-left-radius: 2px; border-bottom-right-radius: 2px; border-top-left-radius: 2px; border-top-right-radius: 2px; border: 0px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.4) 0px 0px 4px inset; float: left; margin: 2px 12px 17px 0px; padding: 0px; position: relative;" width="220" /><strong style="margin: 0px; padding: 0px;">ISTAMBUL (gemaislam.com) -</strong> Biasanya pasangan pengantin baru akan melalui hari-harinya dengan penuh keindahan dan kesenangan, serta tidak sedikit dari mereka yang pergi ke tempat rekreasi untuk berbulan madu.</div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
Hal itu tidak berlaku bagi pengantin baru di Suriah. Tidak ada kata bersantai-santai atau bercumbu mesra seharian dengan pasangan, tetapi sang istri harus menyiapkan peralatan perang untuk suaminya, inilah kurang lebih yang diceritakan Fathi At-Tamimi, relawan Indonesia untuk Suriah yang saat ini berada di Turki dalam status Facebooknya pada Rabu (22/08).</div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
Dia menuturkan, Perempuan 20 tahun hafal Al-Qur'an itu dengan berlinang airmata menjahit sendiri baju tempur suaminya yang baru dinikahi dua mınggu saat pertempuran pertama memanggil para patriot membela agama Kemudian mengenakannya pada suatu malam yang diisi satu doa dibaca agak keras berulang-ulang saat sujud panjang.</div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
“Bila suamiku adalah milik para Bidadari-Mu, Jangan kembalikan ia padaku,</div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
Bariskan sebanyak mungkin mereka di pintu langit untuk menjemputnya.</div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
Tapi bila berjodoh sampai lama, Jangan Engkau biarkan sebuah lubangpun pada pakaian ini.</div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
Aku akan bergembira apapun keputusan-Mu</div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
Dan jadikanlah ia pendampingku di dunia dan di Surga.”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sang suami yang mengintip adegan tersebut lalu bertempur bagai singa luka, tiga tank dirusak sendirian, Maju paling depan kembali paling belakang, Belum pernah punggungnya dilihat musuh, Melegenda dıantara kawan lawan, dibakar doa dan kepasrahan istri tercinta.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Disaat yang sama, istrınya bekerja keras membantu korban-korban perang, menghibur mereka, menjamin sandang pangan papan, merawat luka, mendoakan para pejuang, menjadi pemimpin grup relawan terdiri dari keluarga mujahidin atau yang ditinggalkan.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ketika akhirnya Bidadari Surga menjemput suaminya di pintu langit, Para komandan grup seluruh Suriah bahkan yang bermarkas di gunung-gunung datang atau mengirim utusan berbela sungkawa<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />“Suamimu, Abu Umar, Adalah pahlawan dan kebanggaan kami, Semoga akan banyak laınnya di negeri ini.”<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ketika banyak orang kaya di negara-negara Arab mendengar kisah beliau, Mereka berlomba melamarnya, Tapi beliau enggan dan membaktikan hıdupnya demi rakyat, berjanjı tıdak akan menikah lagi hingga Suriah bebas dari rezim Syi'ah.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Perempuan itu namanya perlahan mulai berkibar, Jadi contoh ketabahan gadis-gadis lain dan sekarang dijulukı Oummus Suuri, Ibunya Suriah. Namanya Ahlam Al-A'ini darı Homs.</div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
Kisah ini dicerıtakan langsung oleh salah satu korban perang yang sempat dırawat oleh beliau di RS. lapangan di Homs dan sekarang berada di kamp pengungsian di Turki. (bms)</div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="padding: 5px 0px; text-align: justify;">
sumber : <a href="http://gemaislam.com/index.php/berita/arab-news/413-janda-muda-mujahidin-suriah-jadi-rebutan-pria-arab" style="font-size: 13px; line-height: 19px; text-align: left;">http://gemaislam.com/index.php/berita/arab-news/413-janda-muda-mujahidin-suriah-jadi-rebutan-pria-arab</a></div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-41436167817524678332012-12-11T20:01:00.000+07:002012-12-11T20:01:01.375+07:00Hukum mendustakan Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" style="cursor: move;" /></a><br />
<h1 class="title">
Hukum mendustakan Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam</h1>
<div class="post-content clear-block">
<h2 style="text-align: center;">
<strong> </strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 14)</strong></h2>
Ulil menyimpulkan bahwa, “<strong><em>meletakkan
al-Qur`an semata-mata sebagai teks yang terisolisasi dari kenyataan di
sekitarnya, dan atas dasar itu kemudian ditarik kesimpulan bahwa ajaran
tertentu adalah bersifat mengikat, permanen dan berlaku sepanjang masa
dan tempat karena ada ketentuan harfiyahnya dalam al-Qur`an, tidak bisa
lagi diterima… harus ditolak. </em></strong>(alenia 10 dan 9<strong><em>).
“Ayat-ayat al-Qur`an sudah semestinya dibaca dalam terang visi etis
ini, disatu pihak, serta didialogkan dengan pengalaman umat Islam modern di pihak lain. Dengan <span style="text-decoration: underline;">mengecualikan</span> ayat-ayat yang berkaitan dengan ritual murni seperti shalat, puasa dan haji dan soal makanan dan minuman, maka <span style="text-decoration: underline;">seluruh “ayatul ahkam”</span> atau ayat-ayat hukum yang keseluruhannya turun di Madinah itu, harus <span style="text-decoration: underline;">dianggap</span>
sebagai ayat yang hanya berlaku temporer, kontekstual dan terbatas pada
pengalaman sosial bangsa Arab di abad 7 M. Ayat-ayat itu mencakup
ketentuan tentang kewarisan, pernikahan, kedudukan perempuan, jilbab,
qishahsh, jilid (cambuk) potong tangan, untuk menyebut beberapa contoh
saja…. Klaim al-Qur`an “shalihun likulli zaman wa makan,” tepat dan
relevan untuk segala tempat dan waktu … perlu dilihat ulang.” </em></strong>(alenia 11)<strong><em> ia jelas keliru besar, itulah bentuk “bibliolatris” yang harus ditentang… </em></strong>(alenia 12)<br />
Jelas, sangat jelas kesesatan Ulil dan penghinaannya terhadap Allah
dan rasul-Nya. Dr. Abdullah al-Mushlih dan Dr. Shalah al-shawi
mengatakan: “<em>Kami bersaksi bahwa Rasulullah diutus untuk seluruh
dunia. Maka setiap orang yang menganggap bahwa risalah Islam hanya untuk
mengajak orang Arab saja, tidak untuk umat lain seperti yang dikatakan
oleh sebagian sekte Nashara tempo dulu, dan yang dikatakan oleh sebagian
penyeru sekulerisme di zaman ini maka dengan perkataan ini<span style="text-decoration: underline;"> ia telah keluar dari Islam </span>karena telah mengingkari nash-nash yang melimpah tentang universalitas kenabian Muhammad </em><em>shollallohu ‘alaihi wa sallam </em><em>dan telah mengingkari status beliau sebagai utusan keseluruh penjuru dunia</em>.” [1]<span id="more-581"></span>Syeikh al-Qadhi Ayyadh (‘Iyadh) mengatakan: “<em>Barangsiapa
menyangka bahwa ada Nabi lain bersama Nabi Muhammad atau setelahnya
seperti sekte Isawiyah dari kelompok Yahuidi, yang mengatakan bahwa
risalah Muhammad hanya khusus untuk orang Arab, atau seperti kelompok
Hazmiyah yang mengatakan keberlanjutan para Rasul, maka mereka semuanya
adalah kafir, mendustakan Nabi </em><em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em><em></em><em>
yang mengabarkan bahwa beliau adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi
sesudahnya, dan Allah mengutusnya keseluruh umat manusia. Dan umat Islam
telah berijma’ untuk memahami ini semua sesuai dengan zhahirnya, tanpa
ta’wil dan takhshish, <span style="text-decoration: underline;">maka tidak diragukan lagi kufurnya mereka itu</span>, <span style="text-decoration: underline;">secara pasti, berdasarkan ijma</span>’</em>.” [2]<br />
Imam Ali Ibn Abi al-Izz (792) mengatakan: “<em>Adapun ucapan sebagian Nashara bahwa Muhammad </em><em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em><em>
hanya diutus untuk orang Arab, maka kebatilannya sangat nyata, karena
ketika mereka membenarkan risalah, konsekuensinya adalah mereka wajib
membenarkannya dalam semua yang dikabarkan oleh beliau, termasuk sabda
beliau bahwasannya beliau diutus untuk seluruh umat manusia. Rasulullah
tidak pernah berdusta, maka wajib membenarkannya secara pasti. Beliau
telah mengutus para utusan untuk menyampaikan surat dakwah beliau ke
seluruh penjuru dunia; kepada Kisra, (Persia), Kaisar (Romawi), Negus
(Najasyi, Absya), Muqouqis (Mesir) dan seluruh penguasa di berbagai
kawasan, beliau mengajak mereka kepada Islam</em>.[3]<br />
Karena itu, ucapan Ulil adalah ucapan orang murtad, sebabnya adalah:<br />
<ol>
<li>Mengingkari Universalitas risalah Muhammadiyah</li>
<li>Iman kepada sebagian isi al-Qur`an dan ingkar sebagiannya</li>
<li>Tidak berhukum dan tidak menghukumi dengan hukum Allah[4]</li>
<li>Melakukan tahrif terhadap al-Qur`an</li>
<li>Menghina dan melecehkan Rasulullah <em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em>, dengan menyatakan bahwa syari’atnya hanya cocok untuk orang Arab Madinah abad 7 dan sekarang tidak cocok lagi harus diganti.[5]</li>
</ol>
Perlu diketahui bahwa pembatal Islam yang keempat (dari sepuluh
pembatal Islam yang lazim dijelaskan oleh para ulama) adalah meyakini
bahwa selain petunjuk Nabi <em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em> lebih
sempurna dari petunjuknya, atau selain hukum Nabi lebih baik dari
hukumnya, seperti orang-orang yang mengutamakan hukum Thaghut atas hukum
Nabi <em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em>. Syekh Abd. Al-Aziz ibn bazz mengatakan:<br />
“<em>Termasuk pembatal Islam yang keempat ini adalah orang yang
berkeyakinan bahwa undang-undang atau hukum buatan manusia lebih baik
dari pada syari’at Islam, atau hukum-hukum Islam tidak cocok atau tidak
relevan penerapannya di abad ke-dua puluh ini, atau hukum Islam adalah
penyebab keterbelakangan bagi umat Islam, atau Islam itu hanya agama
privat, yang hanya mengatur urusan pribadi dengan Tuhan, tidak mengatur
urusan publik atau urusan kehidupan yang lain…, atau meyakini bahwa
penerapan hukum potong tangan bagi pencuri, rajam bagai pezina mukhshan,
tidak cocok untuk abad modern ini, atau meyakini kebolehan berhukum
dengan selain hukum Allah dalam mu’amalat atau hudud (hukum pidana),
meskipun tidak meyakini bahwa hukum tersebut tidak lebih baik dari pada
syari’at Islam, karena ia telah menghalalkan apa yang diharamkan oleh
Allah secara ijma’. Setiap orang yang menghalalkan apa yang diharamkan
oleh Allah dari ajran-ajaran Islam yang telah diketahui secara dharuri
seperti khamr, riba dan berhukum dengan selain syari’at Allah, maka dia
adalah kafir berdasarkan ijma’ kaum muslimin</em>”<strong></strong><strong>[6]</strong><br />
Sekedar tahu saja bahwa hukum-hukum (selain ibadah murni dan soal
makanan) yang dikandung oleh ayat-ayat Madaniyah, yang ditolak oleh Ulil
dan yang megimaninya dianggap sebagai “menyembah teks” adalah antara
lain:<br />
<ol>
<li>Hukum sihir dan hukuman bagi tukang sihir.</li>
<li>Hukum menyembunyikan ilmu</li>
<li>Hukum membunuh dan hukumannya</li>
<li>Syari’at Jihad dengan seluruh kaitannya</li>
<li>Hukum murtad dan hukumnya</li>
<li>Hukum bagi peminum khamr</li>
<li>Hukum judi dan hukumanya</li>
<li>Hukum pernikahan (kewalian, mahram, mahar, syarat dan rukunnya, thalaq, khulu’, iddah, ihdad, poligami.</li>
<li>Hukum Radha’ah (menyusui anak)</li>
<li>Hukum riba dan hukumannya</li>
<li>Hukum wala’ (loyal) kepada orang kafir dan hukumannya</li>
<li>Hukum dan tata cara ishlah antara suami istri</li>
<li>Hukum mencuri dan merampok dan membegal beserta hukumanya</li>
<li>Hukum ghanimah dan cara pembagiannya</li>
<li>Hukum lari dari medan pertempuran dan hukumannya</li>
<li>Hukum tentang aurat dan pakaian</li>
<li>Hukum berzina dan hukumannya</li>
<li>Hukum homosex, lesbi, sex dengan binatang beserta hukumannya</li>
<li>Hukum menuduh zina dan hukumannya</li>
<li>Hukum li’an dengan segala konsekuensinya</li>
<li> Hukum bertamu, berkunjung dan walimah</li>
<li>Hukum tabanni (adopsi anak)</li>
<li>Hukum waris</li>
<li>Hukum gambar, lukis dan pahat</li>
<li>Kedudukan wanita</li>
</ol>
Ini semua sekedar contoh dari al-Qur`an, belum semuanya. Adapun hukum
dari sunnah maka semuanya sudah tidak relevan untuk kehidupan manusia
sekarang. Yang menggelikan sekaligus menggeramkan, Ulil mengakui hukum
soal makanan dan minuman, padahal kalau menurut logika justru makanan
dan minumanlah yang banyak berubah dan beragam, tidak bersifat
universal. Semua ini mengukuhkan bahwa ukuran ulil adalah mengikuti
nafsunya untuk memuaskan ambisinya dan ambisi orang-orang kafir. Atau
sekedar taqlid buta kepada nenek moyangnya, “Gerakan Tajdid”. Seperti
Husen Ahmad Amin yang mengatakan: “Mengikuti Ruh Islam, dan bukan
komitmen terhadap hukum-hukum tertentu, cukup dijadikan tameng yang bisa
membawa kita ke jalan yang lurus. Masyarakat yang ada sekarang
mendapatkan hukuman pidana mencuri tidak seperti hukuman masyarakat
Badui. Begitu pula masalah hijab yang pernah diwajibkan di Madinah.
Hukuman potong tangan yang ditetapkan al-Qur’an sebagai hukuman bagi
pencuri adalah hukuman masyarakat Badui, seperti halnya keyakinan
terhadap taqdir. Hijab lebih tepat untuk masyarakat Madinah dan tidak
tepat untuk masyarakat Kairo pada Abad ke dua puluh”[7].<br />
<hr size="1" />
[1] Abdullah al-Mushlih dan Shalah al-Shawi, <em>Op.cit </em>hal 135<br />
[2] Qadhi Ayyadh, <em>Op. cit</em>, Hal. 285; Ihasan Ilahi Zhahir, <em>al-Qadyaniyah </em>(Riyadh, Ar-Ri’asah al-Ammah, 1404. hal. 287<br />
[3] Abd al-Akhir al-Ghunaimi, <em>Al-Minhah al-Ilahiyah fi Tahdzib Syarah al-Thahawiyah </em>(Dammam, Dar al-Shahabah, 1416) hal 222<br />
[4] lihat, misalnya: Ali al-Khudair, <em>Syarah Nawaqidh al-Islam </em>(Qasim, Markaz Wasail al-Thalib, 1423, hal 15<br />
[5] <em>Ibid</em>, hal 17<br />
<strong></strong><strong>[6]</strong> Abd. Allah al-Abdali, <em>Aqidah al-Muwahhidin </em>(Thaif al-Tharafain, cet. 1, 1411) hal. 457<br />
[7] Ali Hasan al-Halabi, <em>Op. cit</em>, hal. 65<br />
<br />
Sumber :: http://old.gensyiah.com/hukum-mendustakan-nabi-shollallohu-alaihi-wa-sallam.html</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-36478492552138988902012-12-11T19:54:00.003+07:002012-12-11T19:54:27.330+07:00Hikmatut Tasyri’ dipelajari untuk Menguatkan Syari’at<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="244" /></a><br />
<h1 class="title">
Hikmatut Tasyri’ dipelajari untuk Menguatkan Syari’at</h1>
<div class="post-content clear-block">
<h2 style="text-align: center;">
<strong></strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 13)</strong></h2>
Ulil melanjutkan: “<strong><em>kita harus membangun kembali kesadaran umat Islam
mengenai apa yang dalam tradisi fiqh disebut sebagai “hikmatul
tasyri’”, filosofi dibalik legislasi hukum, dengan kata lain aspek-aspek
etis dari ajaran agama Islam harus dikemukakan lagi secara lebih
persisten dan vokal untuk menandingi kecenderungan-kecenderungan
fundamentalis modern yang hendak mendangkalkan pemahaman Islam sebatas
atau sebagai ‘ideologi politik” atau sekumpulan ajaran yang harus
diikuti begitu saja karena ia merupakan perintah Tuhan” </em></strong>(alinea 8)<br />
Ucapan Ulil tadi banyak mengandung kesalahan dan kelemahan:<br />
<ol>
<li>Menyebut semangat kembali kepada al-Qur`an dan sunnah sebagai fundamentalis modern, ini tidak kontekstual dan tidak relevan</li>
<li>Kesadaran umat Islam tentang hikmah tasyri’ tidak pernah mati, jadi
tidak perlu disadarkan lagi tetapi Ulil-lah yang perlu disadarkan
kembali tentang “haqq tasyri’.<span id="more-579"></span>Allah subhanaahu wa ta’ala berfirman:
<div dir="rtl">
<strong> وَلاَ تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ
الْكَذِبَ هَذَا حَلاَلٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ
الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لاَ
يُفْلِحُونَ </strong></div>
<em>“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut
oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.”</em> (al-Nahl: 116)<br />
Dan firman-Nya pula:<br />
<div dir="rtl">
<strong> اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ
أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا
إِلاَّ لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ
عَمَّا يُشْرِكُونَ </strong></div>
<em>“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka
sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih
putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha
Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan.”</em> (al-Taubah: 31)</li>
<li><em>Hikmatut Tasyri’</em> tidak pernah bertentangan dengan syari’at,
bahkan ia dipelajari untuk menguatkan syari’at karena itu ucapan Ulil
“untuk menandingi” adalah keliru besar. Kontekstualisasi Ulil bukanlah <em>hikmatut tasyri’</em> melainkan <em>ibthal al-Tasyri’</em>.
Sekali lagi Ulil banyak berbuat makar dan dusta atas bahasa, syari’at,
ilmu dan ulama.Syeikh al-Islam menjelaskan “hikmah itu ada dua macam;
ilmiyah dan amaliyah. <em>Hikmah ilmiyah</em> adalah berusaha
menyingkap rahasia hal-hal yang ada dan mengetahui hubungan antara sebab
dan akibat, apakah dibidang syari’at (hukum) maupun penciptaan
(taqdir). Sedangkan <em>hikmah amaliyah </em>adalah meletakkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.”[1]
Kalau kita perhatikan maka kontekstualisasi Ulil tidak masuk dalam
kedua macam hikmah tadi; tetapi masuk ke dalam apa yang disebut oleh
Ust. Hartono Ahmad Jaiz, “Gatoloco”.</li>
</ol>
Satu contoh ke-<em>gatoloco-</em>an Ulil adalah ketika ia mengingkari makna yang ditunjuk oleh tiga ayat dalam surat al-Maidah, ia mengatakan: “<strong><em>Tiga
ayat dalam surat al-Maidah: 44-47, yang seringkali dipakai untuk
mendukung sikap “bibliolatrisme”, bahwa barang siapa tidak berhukum
kepada hukum Allah, maka dia adalah kafir, zhalim dan fasik, haruslah
dibaca ulang bukan dalam kerangka yang tekstualistik semacam itu. Kita
harus membaca al-Qur`an dalam sinaran konsep-konsep etis yang
diderivasikan sendiri dari al-Qur`an tersebut.”</em></strong> (alinea 9)<br />
Menurut Ulil, pemahaman di atas tidak etis, tidak benar, tidak baik dan tidak indah. Apakah ini yang disebut dengan <em>hikmatut tasyri’</em>?! Hanya manusia yang tidak mukallaf yang akan menjawab dengan “ya”. Dan yang lebih naïf, konsep-konsep etis <em>gatoloco-</em>nya ini ia atas namakan langsung dari al-Qur`an!!! Al-Qur`an yang mana, yang eksplisit atau implisit?!!!<br />
<hr size="1" />
[1] Al-Sa’idi, <em>Op.cit </em>(1413) hal 217</div>
<div class="post-content clear-block">
<br /></div>
<div class="post-content clear-block">
Sumber :: http://old.gensyiah.com/hikmatut-tasyri%E2%80%99-dipelajari-untuk-menguatkan-syari%E2%80%99at.html</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-25627343305656927342012-12-11T19:52:00.003+07:002012-12-11T19:52:37.723+07:00Kedzaliman terhadap Al-Qur’an<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
Kedzaliman terhadap Al-Qur’an</h1>
<div class="post-content clear-block">
<h2 style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="244" /></a><strong> </strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go </strong><strong>Beyond Text” (Bagian 12)</strong></h2>
<h2 style="text-align: center;">
<span style="text-align: left;">12. Ulil kemudian dengan mantapnya berkata: “</span><strong style="text-align: left;"><em>Saya
hanya mencoba merumuskan masalahnya secara “lain” dalam konteks
tantangan baru yang kita hadapi sekarang ini. Suatu cara pandang baru
yang radikal, memang benar-benar harus diajukan untuk mengubah cara
pandang yang kalau boleh ingin saya sebut sebagai “bibliolatristik”</em></strong><strong style="text-align: left;"> </strong><span style="text-align: left;">(alenia 8)</span></h2>
Disini saya haya ingin mengingatkan sekali lagi bahwa penggunaan
istilah “bibliolatristik” untuk ilmu al-Qur`an dan sunnah adalah
kedzaliman yang nyata, karena al-Qur`an yang suci diserupakan dengan
Bible yang dipalsu, kaum musimin yang taat kepada Allah dan rasul-Nya
disamakan dengan umat yang syirik kepada Allah dan kufur kepada
rasul-Nya, dan ilmu al-Qur`an disamakan dengan ilmu Injil, al-Qur`an
yang universal disamakan dengan Injil yang telah dihapus masa
berlakunya.<br />
<br />
sumber :: http://old.gensyiah.com/kedzaliman-terhadap-al-quran.html</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-62014005847474097142012-12-11T19:50:00.005+07:002012-12-11T19:50:55.948+07:00Ayat-ayat Kauniyah dalam Al-Qur’an<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
Ayat-ayat Kauniyah dalam Al-Qur’an</h1>
<div class="post-content clear-block">
<h2 style="text-align: center;">
<strong></strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 11)</strong></h2>
11. Di akhir alenia 7 Ulil menyebutkan bahwa, “<strong><em>al-Qur`an itu adalah wahyu eksplisit yang memerlukan adanya wahyu implisit yaitu konteks dengan mediasi akal</em></strong>.” Lalu Ulil mengatakan; “<strong><em>Dalam
penggunaan yang lebih popular, dikenal dua istilah; ayat-ayat Qauliyah
dan ayat-ayat kauniyah. Saya pernah menggunakan istilah wahyu verbal dan
wahyu non verbal. Keduanya harus saling mengandaikan dan mensyaratkan.”</em></strong><br />
Ulil banyak mempermainkan al-Qur`an dengan istilah-istilah baru yang
rusak sebagaimana yang kami terangkan pada bagian-bagian terdahulu.
Disamping itu Ulil sering melakukan kecurangan dan pengaburan; ayat-ayat
kauniyah bukanlah padanan dari wahyu implisit atau wahyu non verbal
buatan Ulil, yang diartikan dengan konteks masyarakat dan pengalaman
manusia. Sedangkan ayat-ayat kauniyah adalah tanda-tanda kekuasaan Allah
yang ada dalam <em>kaun </em>(alam) berikut ini perbedaan kauniyah dengan konteks.<span id="more-539"></span><br />
<ol>
<li>Ayat-ayat kauniyah berkaitan dengan alam, sedangkan konteks banyak berkaitan dengan fenomena sosial.</li>
<li>Ayat-ayat kauniyah selalu bersifat positif, sedangkan konteks selalu berubah-ubah dan beragam.</li>
<li>Ayat-ayat kauniyah, jika dipelajari dengan tekun akan melahirkan
sains dan teknologi yang bermanfaat, sedangkan konteks ala Ulil jika
dipelajari terus maka akan menjadi khurafat.</li>
<li>Ayat kauniyah tidak pernah bertentangan dengan ayat-ayat al-Qur`an,
sebaliknya konteks (pengalaman manusia) banyak berlawanan dengan
al-Qur`an.</li>
<li>Mempelajari ayat-ayat kauniyah adalah diperintah oleh Allah sedangkan konteks versi Ulil tidak demikian.</li>
<li>Mempelajari ayat-ayat kauniyah bisa menambah atau menemukan iman, sedangkan kontekstualisasi versi Ulil akan mencabut iman.</li>
<li>Hakikat kauniyah adalah hakikat syar’iyah, sedangkan hakikat wahyu implisitnya Ulil adalah <em>bid’ah dhalalah</em>.</li>
</ol>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" /></a></div>
<div>
Sumber : : http://old.gensyiah.com/ayat-ayat-kauniyah-dalam-al-quran.html</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-32291555729253204402012-12-11T19:41:00.000+07:002012-12-11T19:41:18.854+07:00Al Qur’an dan As Sunnah bersifat Universal dan Komprehensif<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
Al Qur’an dan As Sunnah bersifat Universal dan Komprehensif</h1>
<div class="post-content clear-block">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="244" /></a><h2 style="text-align: center;">
<strong> </strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 10)</strong></h2>
10
. Setelah berteduh di bawah bayang-bayang orang yang tidak jelas
tersebut, Ulil keluar dengan membawa kesimpulan “saya kira, “batu-batu
bata” argumen yang telah dimulai oleh pemikir-pemikir muslim modern itu
sudah cukup membawa kita untuk meninjau ulang cara kita membaca
“ayat-ayat al-Qur’an atau sunnah” (alinea 7)<br />
Sekali lagi Ulil yang tidak mau menerima teks-teks al-Qur’an,
al-Sunnah dan Aqwal ulama, ternyata menelan mentah-mentah teks-teks
ucapan beberapa orang yang pikirannya menyimpang dan tidak wajar.<br />
Di sini akan saya paparkan beberapa keterangan ahli ilmu tentang
kaidah qath’i dan zhanni berikut hukum orang yang mengingkarinya.<br />
<ol type="a">
<li>Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah berkata:<br />
“Nushush (teks-teks) al-Qur`an dan sunnah bersifat “Ammah” (universal)
dan Syamilah (komprehensif), tidak ada satu hukum-pun yang keluar dari
padanya. Tetapi <em>dilalah nushush</em> (petunjuk nash-nash ini) ada dua macam; <em>hakikiyah </em>(esensial,
substansial) dan idhafiyah (tambahan, relatif). Dilalah (petunjuk) yang
hakiki mengikut kepada maksud dan kehendak mutakallim (pembicara),
dilalah ini tidak berbeda-beda. Sedangkan <em>dilalah idhafiyah </em>adalah
mengikut kepada pemahaman orang yang mendengar, pengetahuannya,
ketajaman pikiran, kemampuan, kejernihan hati dan penguasaannya terhadap
lafadz-lafadz dan tingkatan-tingkatannya. <em>Dilalah </em>ini berbeda-beda sesuai dengan perbedaan potensi yang ada pada para pendengar.’[1]<span id="more-536"></span></li>
<li>Prof. Abd al-Rahman al-Zunaidi mengatakan:<br />
“Hukum-hukum syar’i, sesuai dengan petunjuk pengambilannya ada dua macam:<br />
<ol>
<li><em>Qath’iy al-Dilalah wa al-Tsubut</em> (pasti, jelas, tegas
petunjuk dan ketetapannya), nampak jelas dalam nash-nash, tidak boleh
ada perdebatan didalamnya, atau tidak dibenarkan bodoh terhadapnya, bagi
setiap muslim yang menimba pengetahuan syar’i. Yaitu hukum-hukum yang
tetap ada dalam nash dan tetap pula dalam pemahaman kaum muslimin.</li>
<li><em>Zhanniyah</em>, yaitu hukum-hukum ijtihadiyah yang berbeda-beda pandangan para ulama tentang ketetapan <em>nashnya</em> atau <em>dilalahnya</em>[2]…” Hal ini terjadi dalam hukum-hukum furu’iyah dan juz’iyyah[3]”.</li>
</ol>
</li>
<li>Syeikh al-Sayyid Muhammad Rasyid Ridha ( 1354 H ) mengatakan:
“Kaidah-kaidah yang sudah tetap bagi para Reformis yang mu’tadil (adil)
di Timur maupun di Barat adalah:
<ol>
<li>Al-Qur`an ini adalah kalam (ucapan) Allah yang diturunkan dan
dinukil secara mutawatir. Maka setiap kata dan redaksi yang menunjukkan
arti secara jelas (tegas, qath’i) berdasarkan bahasanya yang <em>fushha </em>wajib
diterima, diimani dan ditaati, dalam tataran ilmu dan amalnya, baik
berbentuk melakukan perbuatan atau meninggalkan perbutan. Sedang apa
saja yang petunjuknya tidak qath’i, maka hal itu menjadi medan ijtihad
bagi para ahlinya; orang-orang yang mengetahui kosa kata bahasanya, gaya
bahasanya, dan mengetahui sunnah serta cara-cara memahami hukum.</li>
<li>Muhammad Ibn Abdillah al-Arabi al-Qurasyi adalah utusan Allah,
penutup para Nabi. Allah telah menyempurnakan agama-Nya (al-Islam)
melalui lisannya dan menjadikannya sebagai risalah yang universal hingga
hari kiamat. Allah telah mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk
mengikuti dan mentaatinya dalam perkara agama yang disampaikan olehnya;
dengan ucapan; perbuatan dan hukum, dengan syarat-syarat riwayat, <em>dilalah</em>, <em>ta’arudh</em>, dan <em>tarjih </em>yang akan kita bicarakan. Allah I telah berfirman [<em>Maka Ikutilah ia</em>], dan Dia menjadikannya sebagai [<em>Uswah Hasanah</em>] bagi kaum mukmin. Allah berfirman kepadanya [<em>supaya kamu mengadili manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu</em>],
Allah memrintahkan untuk mentaatinya mengikuti ketaatan kepada Allah,
disebagian ayat. Sedangkan di ayat-ayat yang lain, diperintahkan secara
khusus untuk mentaatinya. Apabila Rasul shollallohu ‘alaihi wa sallam
tidak ditaati kecuali sebatas apa yang beliau sampaikan dari ayat-ayat
al-Qur`an, maka perintah-perintah ini adalah sia-sia, dan ini mustahil
ada dalam al-Qur`an, kitab Allah.</li>
<li>Semua yang disepakati bulat oleh kaum muslimin generasi awal (salaf)
dari persoalan-persoalan agama ini, dan diketahui oleh mereka secara
dharuri (apriori) maka ia adalah masalah qath’i tidak boleh bagi
siapapun yang telah mengetahuinya untuk menginkarinya atau menolaknya
dengan ta’wil ataupun dengan ijtihad…</li>
</ol>
</li>
</ol>
Barangsiapa mengingkari satu kaidah dari tiga kaidah diatas, maka ia
menjadi murtad, keluar dari agama Islam ini, tidak ada Islam yang
dianggap kecuali dengan tiga kaidah tersebut.”[4]<br />
<hr size="1" />
[1] Al-Sa’di, <em>Op.cit</em> (1413) hal 205<br />
[2] Al-Zunaidi, <em>Op.cit </em>440<br />
[3] <em>Ibid</em>. 440<br />
[4] Muhammad Rasyid Ridha, <em>Yusr al-Islam wa Ushul al-Tasyri’ al-‘Am </em>(Kairo, Nahdhah, Mesir, 1375) hal 10-11</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-48230474733312883072012-12-11T19:38:00.000+07:002012-12-11T19:38:15.644+07:00Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 9)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
Penolakan terhadap Prinsip-prinsip Ajaran Islam</h1>
<div class="post-content clear-block">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="244" /></a><h2 style="text-align: center;">
<strong> </strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 9)</strong></h2>
9. Kemudian pada alinea 6, Ulil menyebut beberapa nama orang yang menjadi nenek moyangnya dalam menolak prinsip-prinsip ajaran Islam;
Qath’i dan Zhanni, mereka itu adalah: Fazlur Rahman (Pakistan-Amerika;
1919-1988) penggagas etika al-Qur’an dan semangat moral al-Qur’an[1],
Mahmud Muhammad Thaha (Sudan, kira-kira 1910-1985) yang dihukum mati
karena kesesatan pemikirannya yang mengatakan bahwa ayat-ayat Makkiyah
harus lebih diutamakan dari pada ayat-ayat madaniyah yang temporal dan
kondisional[2],
Abdullah Ahmad an-Na’im (Sudan-Amerika, lahir 1946), penerus Mahmud
Muhammad Thaha yang berjuang untuk “memperbaharui” syari’at Islam guna
mendukung deklarasi universal HAM[3]
dan Masdar F. Mas’udi (alumni IAIN Jogya), penggagas agar ibadah haji
tiap tahun waktunya diperluas bukan hanya Dzulhijjah saja, tetapi
meliputi Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah[4]<br /><br />sumber :: http://old.gensyiah.com/penolakan-terhadap-prinsip-prinsip-ajaran-islam.html<br />
<hr size="1" />
[1] Charles Kurzman, <em>Wacana Islam Liberal </em>(Jakarta, Paramadina, 2001), hal. 542<br />
[2] <em>Ibid</em>, hal. 456<br />
[3] <em>Ibid</em>, hal. 369,381<br />
[4] Hartono Ahmad Jaiz, <em>Bahaya Islam Liberal </em>(Jakarta, Pustaka al-Kautsar, 2002), hal. 75</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-31722913434048092972012-12-11T19:01:00.004+07:002012-12-11T19:01:49.855+07:00Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 8)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
Memahami al-Qur’an dengan pendekatan Rasulullah</h1>
<div class="post-content clear-block">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="244" /></a><h2 style="text-align: center;">
<strong> </strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 8)</strong></h2>
8.
Lagi-lagi dengan congkaknya Ulil datang bagaikan pahlawan atau malah
justru seperti Musailamah al-Kadzdzab yang membuat tandingan syahadat <strong>محمد رسول الله</strong> menjadi <strong>مسيلمة رسول الله</strong> . pasalnya Ulil berkata “<strong><em>Tetapi
justru di sinilah saya hendak mengemukakan pandangan lain, yaitu
keharusan melakukan “paradigma Shift”, atau pembalikan paradigma. Bagi
saya, teori tentang qath’i dan zhanni tidak bisa lagi dipertahankan lagi
sebagai sekedar teori tentang “kata”, tetapi harus menjadi teori
tentang nilai. Diskursus mengenai nilai dan teori nilai tampaknya kurang
dikembangkan dengan serius oleh sarjana muslim, baik klasik atau modern</em></strong>” (alinea 5).<br />
Ulil menolak untuk memahami al-Qur’an dengan kaidah-kaidah bahasa
Arab, mengapa?, karena Ulil telah mengingkari adanya hukum Allah.
Memahami al-Qur’an dengan pendekatan Rasulullah shollalllohu ‘alaihi wa
sallam akan menghasilkan hukum yang berisikan perintah-perintah dan
larangan, menghasilkan 5 macam hukum syar’i (wajib, sunnah, mubah,
makruh dan haram), mengetahui halal dan haram, membedakan taat dan
maksiat, antara makruf dan munkar, tauhid dan syirik, iman dan kufur,Islam
dan Riddah. Maka untuk menghindari ini, ia merusak kaidah bahasa dan
menggantinya dengan kaidah nilai. Ia mempertentangkan antara hukum
(syari’at) dan nilai, padahal syari’at Islam menggabungkan antara hukum
dengan nilai. Syaikh Islam Ibn Taimiyah menjelaskan: “<em>Syari’at
(ajaran) itu ada tiga macam: Syari’at ‘Adl (hukum yang adil) saja,
Syari’at fadhl (ajaran keutamaan, moral) saja, dan syari’at yang
menggabungkan antara ‘Adl (hukum) dan Fadl (moral), ia mewajibkan
keadilan dan menganjurkan keutamaan. Inilah yang paling sempurna dari
ketiga macam syari’at tadi yaitu syari’at al-Qur’an yang menggabungkan
antara ‘Adl dan Fadhl. Karena itu syari’at Taurat didominasi oleh
kekerasan dan syari’at Injil dikusai oleh kelembutan. Sedangkan syari’at
al-Qur’an adalah mu’tadilah (imbang) jami’ah (menggabungkan) antara
kekerasan dan kelembutan</em>.”[1]<span id="more-510"></span><br />
Dari sini Ulil melakukan beberapa kelemahan:<br />
<ol>
<li>menolak paradigma keilmuan yang ada dalam Islam, tanpa alasan yang
benar, dan ini membuat pelakunya kufur, sebagaimana yang nanti akan kita
jelaskan.</li>
<li>Mempertentangkan antara hukum dan nilai.</li>
<li>Memenangkan nilai dan membatalkan hukum, padahal hukum itu wajib, standar keadilan dan nilai itu himbauan dan keutamaan.</li>
<li>Mengganti penalaran fiqh dengan filsafat etika, padahal penalaran
fiqh itulah tonggak Islam, jalan ilmu yang benar, istilah syar’i yang
diperintah oleh al-Qur’an dan sunnah sebagaimana firman Allah dalam
surat al-Taubah: 122 dan Sabda Nabi e yang mengatakan bahwa tanda orang
yang dikehendaki untuk mendapatkan kebaikan, adalah orang yang tafaqquh
(memahami) agama Islam ini (HR. Bukhori, Muslim). Dan sebaliknya orang
yang tidak faqih (faham) Islam adalah ciri orang munafiq (QS,
Al-Munafiqun: 7) dan ciri penghuni neraka (al-A’raf: 179).</li>
</ol>
Dan yang perlu diketahui lagi, bahwa nilai yang dimaksud oleh Ulil
tidak jelas ukuran dan batasannya. Nilai memiliki kandungan makna yang
spekulatif dan relatif serta pemicu adanya polemik dan konflik
pemikiran. Filsafat nilai pertama kali dikenalkan oleh Lotze, seorang
filusuf Jerman (1881 ) dengan istilah Werte, lalu dikembangkan oleh
Nietzsche (1990 ), kemudian Wirdelband (1915) dan diikuti oeh
Kierkegoard (1936) dan Minsterburg (1936). Dalam bahasa Arab nilai
adalah <strong>قيمة</strong>, sebagai terjemahan dari Valeyr (Perancis), Value-Worth (Inggris) dan Valor (Latin)[2]<br />
Prof. Al-Zunaidi, menerangkan bahwa nilai yang dimaksud dalam
filsafat ada tiga: kebenaran, kebaikan dan keindahan. Sedangkan dalam
filsafat etika modern, nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi tema
sentralnya adalah: keadilan, hikmah (kebijaksanaan), ihsan (berbuat
baik), kebebasan, perdamaian, kejujuran, kerjasama, wafa’ (memenuhi
janji) dan amanah, dll.<br />
Kalau diperhatikasn nilai-nilai tersebut telah masuk dalam istilah
akhlak, sehingga sebagian menamakan pelajaran akhlaq Islam dengan <em>al-Qiyam al-Islamiyah</em>[3]<br />
Begitulah kiranya gambaran tentang latar belakang filsafat etika,
hasil-hasil dari pemikir-pemikir Barat (yang kufur terhadap Islam) yang
digunakan oleh Ulil untuk menundukkan al-Qur’an dan Sunnah.<br />
<hr size="1" />
[1] Al-Sa’di, <em>Op.cit </em>(1413), hal. 126<br />
[2] Lihat, al-Zunaidi, <em>Op.cit </em>hal. 457-461; Bernard Delfgaauw, <em>Filsafat Abad 20 </em>(Yogya, Tiara Wacana, 2001)<br />
[3] al-Zunaidi<em>, Op. cit</em>, hal. 461</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-77134822971251224942012-12-11T18:59:00.004+07:002012-12-11T18:59:51.807+07:00Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 7) <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
Qath’i dan Zhanni, dalam ushul fiqh</h1>
<div class="post-content clear-block">
<h2 style="text-align: center;">
<strong><span style="font-size: x-large;">Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 7)</span></strong></h2>
7. Ulil kemudian melanjutkan: “<strong><em>Dua
kata itu, Qath’i dan Zhanni, dalam tradisi ushul fiqh klasik dan modern
didefinisikan dalam cara yang bagi saya, kurang tepat </em></strong>(alinea 4)<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="244" /></a>Sudah bisa ditebak, bahwa ketika Ulil berangkat dari titik
sekularisme dengan tujuan ingin membongkar supremasi al-Qur’an, maka ia
pasti menolak semua kaidah yang ada dalam <a href="http://qiblati.com/" target="_blank" title="Majalah Islam Internasional Qiblati">Islam</a>,
baik kaidah ushul, kaidah fiqh, kaidah tafsir, kaidah hadits, maupun
kaidah dalam aqidah, kecuali kaidah yang dianggapnya sejalan dengan
bid’ah “Kontekstualisasi syari’ah, seperti al-‘<em>Adah</em> <em>Muhakkamah</em>”, itupun menurut penafsirannya sendiri.<br />
Selanjutnya Ulil menjelaskan makna Qath’i dan Zhanni menurut ahli
sunnah. Kemudian Ulil menerangkan pembagian qath’i dan zhanni menjadi <em>qath’iyul wurud </em>dan <em>zhanniyul wurud, qathiyud dilalah dan zhanniyud dilalah </em>(alinea 4). Kemudian Ulil menjelaskan alasan ketidak setujuannya dengan mengatakan, “<strong><em>saya
paham, bahwa pada akhirnya suatu ajaran dalam masyarakat yang mengenal
kitab suci tertulis mau tidak mau mesti dilandaskan pada teks tertulis
dalam kitab suci itu </em></strong>(alinea 5)<span id="more-490"></span><br />
Di sini perlu kita berikan kesimpulan dan tanggapan:<br />
<ol>
<li>Ulil menolak kaidah qath’i dan zhanni, makna dan pembagiannya,
karena kaidah ini didasarkan pada redaksi atau kalimat (yang ada dalam
al-Qur’an dan Sunnah) yang berarti “tekstualis”.</li>
<li>Dalam menjelaskan maksud <em>zhanniyah wurud</em>, Ulil telah
berbuat salah dengan mengatakan “yaitu dalil yang transmisinya
mengandung keraguan, apakah benar dalil itu diucapkan oleh Nabi atau
tidak, misalnya” (alinea 4). Yang diucapkan oleh Ulil ini mengenai
hadits dhaif, padahal yang dimaksud oleh para ulama adalah hadits shahih
yang di dalam sanad (transmisi)nya mengandung kemungkinan kecil adanya
kelemahan. Ini sama halnya dengan dua orang saksi yang saleh dan jujur,
mereka tetap dipercaya, meskipun mengandung kemungkinan salah. Berbeda
dengan dua orang saksi yang meragukan atau fasik, mereka ditolak,
meskipun ada kemungkinan benar.</li>
<li>Ulil menyebut istilah kitab suci tertulis. Ini adalah kelemahan Ulil
akibat dia mengingkari kidah-kaidah dalam bahasa, sehingga berdusta
atas nama bahasa atau salah menerjemah istilah atau membuat istilah yang
salah. Kitab dalam bahasa Arab berarti yang “tertulis” atau “ditulis”,
kalau tidak tertulis tidak disebut kitab. Tujuan Ulil adalah ingin
membuat tandingan bagi al-Qur’an (yaitu kitab suci tertulis) dengan
pengalaman manusia (yaitu kitab suci tak tertulis) yang berarti syari’at
sejajar dan setingkat dengan pengalaman, atau teks al-Qur’an setingkat
dengan konteks sosial. Itulah sebabnya ia sering menyebut istilah “wahyu
verbal” (al-Qur’an dan Sunnah) sebagai imbangan wahyu non verbal
(pengalaman manusia muslism, fasik atau kafir), “wahyu eksplisit”
(al-Qur’an) dengan “wahyu implisit” (konteks). Salah satu konsekwensi
kedua istilah ini adalah keyakinan bahwa al-Qur’an dan konteksnya adalah
sama-sama wahyu Allah, atau al-Qur’an dan konteksnya adalah sama-sama
makhluk Allah. melihat sikap Ulil, ia cenderung kepada kemungkinan kedua
yaitu sama-sama makhluk-Nya.</li>
</ol>
<div>
sumber ::http://old.gensyiah.com/qath%E2%80%99i-dan-zhanni-dalam-ushul-fiqh.html</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-131650887387631692012-12-11T18:57:00.001+07:002012-12-11T18:57:46.411+07:00Menaati Hukum Alloh<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="244" /></a></h1>
<div class="post-content clear-block">
<h2 style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-large;">Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 6</span><strong>)</strong></h2>
6. Lalu Ulil melanjutkan: “<strong><em>Saya
mengajukan pertanyaan dan sekaligus jawaban baru dalam artikel di
Kompas yang menimbulkan kontroversi itu. Apakah benar ada yang disebut
“hukum Tuhan”? (dalam artian “Divine Law”) dalam pemahaman yang selama
ini diletakkan sebagain besar orang modern terhadap kata “hukum”, yaitu
hukum positip yang berlaku secara menyeluruh kepada subyek hukum tanpa
melihat latar belakang agama, suku, warna kulit, dsb, serta ditegakkan
melalui wewenang negara?. Saya, dalam artikel itu mengatakan tidak ada</em></strong>.” (alinea 3)<br />
Dari kutipan di atas bisa disimpulkan:<br />
<ol>
<li>Ulil tidak merasa menyesal sedikitpun (sebagaimana harapan
mertuanya, KH. A. Musthafa Bishri) atas tulisannya di Kompas yang
mengingkari adanya hukum Allah.</li>
<li>Allah tidak memiliki hukum “positif”, tidak memiliki hukum skuler,
tetapi hanya memiliki “hukum negatif” yang masih melihat latar belakang
agama. Atas dasar pengertian “hukum negatif” seperti ini, Ulil masih mau
menggunakan istilah “hukum Allah”, sebagaimana ucapannya dalam makalah
ini “ketaatan kepada hukum-hukum Allah tetaplah tidak bisa dimutlakkan
begitu rupa, sehingga mengorbankan pengalaman kehidupan manusia itu
sendiri” (bagian 1, alinea 7)</li>
<li>Ulil benar-benar mengingkari: Sunnah Nabi, Sunnah Khulafa’,
Universalitas risalah Muhammadiyah dan Uswatun Hasanah pada diri Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam.</li>
</ol>
<div>
sumber http://old.gensyiah.com/menaati-hukum-alloh.html</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-82778233226060139802012-12-07T17:12:00.003+07:002012-12-07T17:12:20.622+07:00Syari’at merupakan ketentuan yang mengikat semua umat Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" style="cursor: move;" /></a><br />
<h1 class="title">
<br /></h1>
<div class="post-content clear-block">
<h2 style="text-align: center;">
<strong> </strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 5)</strong></h2>
5. Selanjutnya Ulil bertanya dengan sinis: “<strong><em>Apakah syari’at merupakan ketentuan yang begitu saja harus kita anggap mengikat semua umat Islam karena dia adalah “hukum Tuhan</em></strong>”? (alinea 3)<br />
Perlu diketahui bahwa syari’at pada zaman ini digunakan untuk tiga makna:<br />
<ol type="a">
<li>Syara’ <em>Munazzal</em> (ajaran yang diturunkan) yaitu al-Qur’an
dan Sunnah. Inilah yang wajib diikuti oleh setiap orang. Barang siapa
berkeyakinan bahwa sebagian orang tidak wajib mengikuti syari’at ini,
maka ia kafir.</li>
<li>Syara’ <em>Muawwal</em>, yaitu hasil-hasil ijtihad para ulama
mujtahid yang diperselisihkan oleh para ulama, maka boleh mengikuti
salah seorang mujtahid, bagi orang yang melihat bahwa hujjahnya kuat,
atau bagi orang yang berkapasitas sebagai muqallid. Tidak wajib bagi
umat Islam mengikuti seseorang secara tertentu kecuali Rasulullah
shollallohu ‘alaihi wa sallam.</li>
<li>Syara’ <em>Mubaddal</em>, yaitu syari’at palsu, seperti
hadits-hadits palsu, Ta’wil-ta’wil rusak, Analog-analog bathil
(sebagaimana yang sedang diusung oleh JIL). Ini adalah haram diikuti.[1]<br /><br />Sumber : gensyiah.com</li>
</ol>
<hr size="1" />
[1] Zuhair Syafiq, Fiqh al-Tashawwuf, (Beirut, Dar al-Fikr al-Arabi, cet. 1, 1993) hal. 240, 280</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-36478654008278886692012-12-07T17:10:00.002+07:002012-12-07T17:10:34.785+07:00Makna Syari’at<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
<br /></h1>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="242" /></a></div>
<div class="post-content clear-block">
<h2 style="text-align: center;">
<strong> </strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 4)</strong></h2>
4. Ulil mengatakan: “<strong><em>Kita
dihadapkan lagi dengan persoalan lama yang belum tuntas perdebatannya,
apakah yang disebut dengan syari’at? Mana saja lingkupnya?. </em></strong>(alinea 3)<br />
Yang perlu diperjelas dan dijawab dari kutipan di atas adalah:<br />
<ol>
<li>Belum tuntas perdebatannya antara pembela syari;at Allah dengan kaum sekularis, subordinan Barat kapitalis.</li>
<li>Yang dimaksud dengan syari’at Islam adalah hukum dan ketentuan apa saja yang diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad sholallohu ‘alaihi wa sallam [1].</li>
<li>Ruang lingkup syari’at adalah:
<ul>
<li>Pertama: Aqidah dengan segala kandungannya.</li>
<li>Kedua : Tasyri’ (hukum ibadah dan mu’amalah).</li>
<li>Ketiga : Akhlaq dan adab beserta kandungannya [2]</li>
</ul>
</li>
</ol>
Sumber. Gensyiah.com<br /><hr size="1" />
[1] Al-Sa’di, <em>Op. cit</em> (1413) hal. 170<br />
[2] Ibrahim al-Dasuqi Khumais, <em>Muqawwimat al-Hayah Min al-Qur’an </em>(Dar al-Shahwah, 1406), hal. 9; Team Penyusun Modul KIT, <em>Pengantar Studi Islam</em> (Jakarta, al-Sofwa, 2002) hal. 39-41</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-6059897319803960752012-12-07T17:08:00.000+07:002012-12-07T17:08:25.144+07:00Dalil yang mengandung dua kemungkinan makna<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
<br /></h1>
<div class="post-content clear-block">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="244" /></a><h2 style="text-align: center;">
<strong> </strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 3)</strong></h2>
3. Ulil menyatakan: “<strong><em>Pandangan
Prof. Hosen ini saya anggap sangat maju dan cukup berani. Atas dasar
patokan ini, kita bisa dengan mudah menilai sejumlah ayat dalam
al-Qur`an yang selama ini sudah dianggap qath’i, padahal didalamnya
terdapat ihtimal (kemungkinan makna) yang lain diluar makna literal yang
sering dipahami dari ayat-ayat itu.” </em></strong>Lalu Ulil mencontohkan gagasan Munawir Sadzali yang menganggap bahwa, “<strong><em>pembagian
warisan pola lama, anak laki-laki dapat dua sementara anak perempuan
dapat satu bagian adalah tidak qath’i. Ihtimal atau keberatan yang
diajukan Munawir, antara lain pembagian itu tidak adil dalam konteks
sekarang, dimana beban rumah tangga dipikul bersama. Keadilan yang sudah
jelas dan gamblang adalah salah satu pondasi seluruh ajaran Islam, menjadi pertimbangan pokok untuk menilai ulang ketentuan tentang hukum waris ini</em></strong>.” (alenia 2)<br />
Ada banyak hal yang perlu kita luruskan:<br />
<ol type="a">
<li>Adanya <em>ihtimal </em>tidak serta merta melemahkan kekuatan dalil.
Syeikh Abd al-Rahman al-Muallimi ketika membantah salah satu subordinan
orientalis; Mahmud Abu Rayyah, mengatakan: “<em>Hal tersebut apabila
sebuah dalil mengandung dua kemungkinan makna dan tidak ada dalil lain
yang menguatkan salah satu makna. Akan tetapi kalu salah satunya rajih
(unggul, kuat) maka hukum ikut dia</em>.”[1]
Inilah yang benar menurut logika dan syar’i. Adapun meninggalkan dalil
karena adanya sedikit ihtimal maka ini ditolak oleh akal, apalagi jika
ihtimal itu buatan atau akal-akalan, maka ini adalah <em>tahrif</em>, yang hakikatnya adalah <em>takhdzib </em>(mendustakan) dalil, sebagaimana contoh waris di atas.<span id="more-430"></span></li>
<li>Anggapan bahwa pembagian waris di atas tidak qath’i, adalah suatu
kebodohan, cukuplah sebagai bukti bahwa semenjak Rasulullah hingga hari
ini tidak ada seorang ulama atau madzhap-pun yang menpertanyakannya
apalagi menolak dan merubahnya. Karena itu patut kiranya kita renungkan
ucapan Syeikh Abd al-Aziz Alu Salman (1339-1422 H): “<em>Termasuk
petunjuk al-Qur`an kepada jalan yang paling lurus adalah hukum waris.
Semua pembagiannya adalah memuaskan dan adil, diakui oleh akal sehat,
waras dan obyektif. Tidak ada yang mencelanya atau menentangnya kecuali
orang yang buta mata hatinya, atau tidak waras akalnya, atau mulhid
(pengingkar) atau zindiq </em>(sesat).” [2]</li>
<li><em>Ihtimal</em> atau keberatan yang diajukan tidak relevan sebab
bagian suami istri bukan dua banding satu, dan anak laki-laki serta
perempuan tidak memikul beban rumah tangga secara ekual, dan bagian
laki-laki serta perempuan telah disamakan oleh Allah dalam kasus ahli
waris ayah dan ibu ketika ada anak laki-laki, dan dalam kasus saudara
seibu (laki-laki atau perempuan) jika tidak ada orang tua dan anak[3].
Oleh karena itulah siapa yang menjadikan agamanya sebagai budaya dan
wacana, ia akan sering berpindah agama dan akan merusak kebenaran serta
tatanan kehidupan</li>
<li>Sepertinya Ulil tidak mengerti hakikat keadilan, atau dia hanya
garang mengkritisi Firman Allah dan sabda Rasulullah sholallohu ‘alaihi
wa sallam, tetapi tunduk terhadap nenek moyangnya dalam pemikiran.</li>
Ahlu sunnah memiliki akidah: “<em>semua yang diperintahkan oleh
Allah adalah kembali kepada keadilan, dan semua yang dilarang oleh-Nya
tidak kembali kepada kedzaliman</em>”[4]. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:<br />
<div dir="rtl">
<strong> وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ </strong></div>
<em>“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur’an), sebagai kalimat
yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah
kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”</em> (al-An’am: 115)<br />
Syekh Abd. al-Rahman al-Sa’di mengatakan dalam tafsirnya: “<em>Benar
dalam kabar beritanya dan adil dalm perintah dan laranganya. Tidak ada
yang lebih benar dari kabar yang disampaikan oleh Allah dalam kitab-Nya
yang mulia, dan tidak ada yang lebih adil dari perintah dan
larangan-Nya. </em><em>))</em><em>[</em><em>Tidak ada yang dapat merobah kalimat-kalimat-Nya</em><em>]</em><em>,
karena Dia menjaganya dan menguatkannya dengan kejujuran yang paling
tinggi dan dengan kebenaran yang sempurna, sehingga tidak mungkin
merubahnya dan tidak pula mengusulkan yang lebih baik lagi dari padanya.
</em><em>[</em><em>Dia maha mendengar</em><em>]</em><em> </em><em>semua suara, dengan berbagai macam bahasa dan beragam kebutuhan. </em><em>[</em><em>Lagi Maha Mengetahui</em><em>]</em><em> </em><em>segala yang nyata dan yang tersembunyi, yang lalu maupun yang akan datang</em>.”[5]<br />
Di tempat lain beliau mengatakan: “<em>Ayat-ayat yang memerintahkan
untuk berbuat adil dan ihsan serta melarang kebalikan dari keduanya
sangat banyak. Keadilan dalam segala sesuatu adalah “mengikuti batasan
dan ukurannya”. Tidak berlebihan; melampaui batasnya dan tidak sembrono;
mengurangi sebagain haknya</em>..[6].” Baik mengenai hak Allah maupun hak makhluk-Nya, keadilan pada semua itu adalah dengan menunaikan hak-hak itu secara sempurna[7].<br />
<li> Betul, keadilan adalah pondasi bagi seluruh ajaran Islam yang
universal, namun bukan untuk menjadi pertimbangan dalam menilai ulang
hukum waris Islam, melainkan untuk meluruskan kembali pikiran ruwet yang
menentang hukum waris. Bagi yang ingin selamat hendaklah memperhatikan
keadilan ini dan ia harus mampu menjauhkan hal-hal yang merintanginya
untuk berkata dan berlaku adil. Perintang yang paling besar adalah
mengikuti hawa nafsu, karena itu Allah mengingatkan:
<div dir="rtl">
<strong> فَلاَ تَتَّبِعُوْا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوْا</strong></div>
<em> </em><em>“Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran</em>.” (Al-Nisa’: 135)[8]<br /><br />Sumber : http://old.gensyiah.com</li>
</ol>
<hr size="1" />
[1] Abd al-Aziz al-Salman, <em>op.cit</em> hal 25<br />
[2] Abd. al-Aziz al-Salman, <em>o</em><em>p.cit</em> hal 25<br />
[3] <em>Nadwah Ilmiyah Hawla al-Syari’ah</em>, hal. 140<br />
[4] Al-Sa’di, <em>Op.cit</em> (1413) hal 108<br />
[5] Al-Sa’di, <em>Taysir al- Karim al-Rahman </em>(Beirut, ‘Alam al-Kutub, 1414), jilid 2, hal. 64<br />
[6] Muhammad al-Waili, <em>Op. cit</em>. hal. 26<br />
[7] Al-Sa’di, <em>Op. cit</em> (1414) Jilid 3, hal. 52-53<br />
[8] Muhammad al-Waili, <em>Op. cit</em>. hal. 102</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-74223524080348175442012-12-07T17:04:00.002+07:002012-12-07T17:04:35.323+07:00Antara Akal Sehat dan Akal-akalan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
<br /></h1>
<div class="post-content clear-block">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s400/konstektual.jpg" width="244" /></a><h2 style="text-align: center;">
<strong></strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 2)</strong></h2>
2. Ulil menyetujui pendapat Prof. Ibrahim Hosen bahwa, “<strong><em>Nash yang qath’i itu harus terbebas dari ta’arrudh aqli </em></strong>(alinea 2)<br />
Perlu diketahui dua hal:<br />
<ol type="a">
<li>Yang dimaksud dengan “akal” adalah “<em>aql sharih</em>”, akal
sehat, akal waras, akal fithri, common sense yang dimiliki oleh semua
mukallaf, bukan apa yang disebut sebagai logika, tetapi tidak dibenarkan
oleh banyak orang yang berpikiran waras. Kalau yang terakhir ini kita
sebut dengan “akal-akalan” yang dalam bahasa Arab disebut <em>Takalluf </em>dan <em>Tanaththu’</em>.[1]</li>
<li>Tidak boleh di dalam al-Qur’an ada yang menyalahi “aql sharih” atau
“hiss” (indera), melainkan di dalam al-Qur`an sendiri telah ada
pejelasan maknanya. Sebab al-Qur`an dijadikan oleh Allah sebagai obat
bagi yang ada di dada dan sebagai pejelas bagi manusia, maka tidak
mungkin ada pertentangan dengan “aql sharih”.[2] Adanya ta’arudh antara naql dan akl hanyalah masalah <em>iftiradhiyah</em> (pengandaian) saja, tidak ada realitanya.</li>
</ol>
<hr size="1" />
[1] lihat al-Sa’di, <em>op.cit</em> hal176-177<br />
[2] <em>Ibid</em>. hal 75-76; lihat pula al-Zunaidi <em>op.cit</em>, 202-203</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-42956649454707394692012-12-07T17:02:00.000+07:002012-12-07T17:02:17.799+07:00Ijtihad dalam Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="title">
<br /></h1>
<div class="post-content clear-block">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9JJaxpZCs7BgULXs2-vhBXMytC60vJ2OKa_KS-N2vWZ6TkQvAl0HO37Bk2mxkkBkvh0t1Bny4UoUwOA82h8e7lTpDl3TEZMUzguZux7Fmw3kkfCBcbUG7I5Lxs1ktsJhLVCeGO-M8S_XO/s1600/konstektual.jpg" /></a><div>
<h2 style="text-align: center;">
<strong></strong><strong>Bantahan terhadap “Pembacaan Baru Atas Al-Qur’an: Go Beyond Text” (Bagian 1)</strong></h2>
</div>
<div>
</div>
<div>
berikut ini adalah sambungan bantahan terhadap makalah Ulil yang
membabat ke sana kemari dengan membati buta (karena memang buta mata
hatinya). Karena yang dirusak terlalu banyak, maka tanggapan berikut ini
hanyalah garis besarnya saja.</div>
<div>
</div>
<div>
<strong>1.</strong> Ulil menyebut, “<strong><em>kaidah ahlu sunnah
“La Ijtihad Fi Muqabalah al-Nash”, tidak dimungkinkan adanya ijtihat
atau penalaran hukum dalam bidang-bidang di mana ada teks yang
menerangkan dengan jelas ketentuan hukumnya, sebagai ketentuan hukum
yang pasti dan mengikat, qath’i.” </em></strong>(alinea 2)</div>
<div>
Saya katakan: “Nukilan ini betul, tetapi karena ternyata Ulil
menolak nukilan kaidah tersebut, maka perlu saya jelaskan maksud
ijtihad menurut ahlu sunnah wal jama’ah. Prof. Dr. al-Zunaidi
menjelaskan bahwa ijtihad menurut salafiyah (ahlu sunnah) adalah: (a)
mengerahkan daya dan mencurahkan segala kemampuan, (b) oleh seorang
faqih, (c) untuk mengeluarkan hukum-hukum syar’i, (d) dari
dalil-dalinya. Dari unsur-unsur definisi ini diketahui bahwa:</div>
<div>
<span id="more-389"></span></div>
<ol>
<li>Ajaran agama Islam yang telah diketahui secara <em>badihi</em>, <em>dharuri</em>,
seperti rukun-rukun Islam, haramnya hal-hal keji yang munkar seperti:
membunuh, zina, homo dan mencuri. Tidak masuk dalam bidang ijtihad,
karena telah tercukupi oleh nash (ketentuan syari’at) tidak perlu
mengerahkan daya kemampuan.</li>
<li>Selain faqih –orang yang memenuhi syarat-syarat untuk berijtihad– ijtihadanya tidak dianggap.</li>
<li>Mengerahkan kemampuan untuk mengeluarkan hukum-hukum yang bukan
syar’i, seperti peneliti dalam ilmu bahasa, sosial dan sains, tidak
masuk dalam wilayah ijtihad yang sedang kita bicarakan.</li>
<li>Siapa yang keluar dari dalil-dalil syar’i dalam proses ijtihadanya,
umpamanya hanya mengandalkan pikiranya yang bebas atau mengikuti
metodologi dalam ilmu pengetahuan lain, maka tidak dikatagorikan sebagai
mujtahid syar’i.[1]</li>
</ol>
<div>
Dari sini dapat dimengerti, bahwa ijtihad itu diperlukan untuk
mengetahui maksud Allah dan Rasul-Nya melalui dalil-dalil yang ada.
Manakala sudah ada <em>Nash </em>yang sudah menjelaskan maksud Allah dan
Rasul-Nya, maka kita tidak perlu ijtihad, tetapi tinggal mengamalkan
saja. Karena itu imam Syafi’i berkata: “<em>Telah berijma’ seluruh umat Islam bahwa barang siapa mengetahui ada sunnah Rasul </em><em>shollallohu ‘alaihi wa sallam</em><em>, maka tidak halal baginya meninggalkan sunnah tersebut karena perkataan siapapun</em>.”[2]<br /><br />sumber : http://old.gensyiah.com</div>
<div>
<br />
</div>
<div>
<hr size="1" />
<div id="ftn1">
<div>
[1] Abd. al-Rahman al-Zunaidi, <em>Op. cit</em>. 225</div>
</div>
<div id="ftn2">
<div>
[2] Nashirudin al-Albani, <em>Sifat Shalat Nabi </em>(Beirut, Al-Maktab al-Islami, 1408) hal. 26</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-60324241847668531632012-08-12T19:00:00.000+07:002012-08-12T19:00:08.406+07:00Batas Waktu I’tikaf<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghSuwnN1q8y3ZimP15nZzfGlK1kc-SUWIZ1xK8BSgiFvJJDrQPaoPO1SVIq6IsKItgkeR4CAwVh40sZlrSoUyUp6trBCkQ5_mV0ohU-lG6LnA9R-WC30fdePEjb7wNDUug-7t2pYmSvF-8/s1600/masjid+omar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghSuwnN1q8y3ZimP15nZzfGlK1kc-SUWIZ1xK8BSgiFvJJDrQPaoPO1SVIq6IsKItgkeR4CAwVh40sZlrSoUyUp6trBCkQ5_mV0ohU-lG6LnA9R-WC30fdePEjb7wNDUug-7t2pYmSvF-8/s1600/masjid+omar.jpg" /></a></div>
<br />
<h2 style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Batas Waktu I’tikaf</h2>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pertanyaan:</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/bagaimana/" style="border: 0px; color: #0b72ba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Bagaimana</a> hukumnya <strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">i’tikaf di masjid</strong> yang dilakukan (masuk) dari shalat isya sampai (pulang) shalat <a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/subuh/" style="border: 0px; color: #0b72ba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">subuh</a>?</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jazakallahu khairan</em></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dari: Ibnu Ali<br /><span id="more-13162" style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><br /><strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jawaban:</strong></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah</em></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ulama berbeda pendapat tentang rentang waktu minimal seseorang diam di masjid, sehingga bisa disebut melakukan i’tikaf (<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fiqhul I’tikaf</em>, 18).</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pertama</strong>, waktu minimalnya adalah sehari (melewati siang hari).</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pendapat ini merupakan keterangan dari Abu Hanifah, pendapat sebagian malikiyah, dan salah satu pendapat ulama syafiiyah.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ulama yang memilih pendapat ini beralasan bahwa diantara syarat sahnya i’tikaf adalah harus dilakukan dalam kondisi puasa. Sebagaimana keterangan dari Aisyah:</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/themes/deadline-konsultasisyariah/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #333333; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 46px !important; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
لا اعتكاف إلا بصوم</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Tidak ada i’tikaf kecuali dengan puasa.” (HR. Ad Daruquthni dan Baihaqi)</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dan syarat <a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/puasa-2/" style="border: 0px; color: #0b72ba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">puasa</a> ini hanya mungkin jika melewati waktu siang.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kedua</strong>, waktu minimalnya adalah sehari semalam, dan ini merupakan pendapat mayoritas malikiyah. Ini berdasarkan keterangan Ibnu Umar, beliau mengatakan:</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/themes/deadline-konsultasisyariah/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #333333; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 46px !important; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
لا اعتكاف أقل من يوم وليلة</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Tidak ada i’tikaf yang kurang dari sehari semalam.” (Disebutkan Syaikhul Islam dalam <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Syarhul Umdah</em>, 2:760 dan beliau nyatakatan sebagai riwayat Ishaq bin Rahuyah)</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ketiga</strong>, batas minimal adalah sepuluh hari, dan ini berdasarkan salah satu keterangan Imam Malik.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Berdasarkan riwayat dari Aisyah, yang mengatakan:</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/themes/deadline-konsultasisyariah/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #333333; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 46px !important; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعتكف العشر الأواخر حتى توفاه الله، ثم اعتكف أزواجه من بعده</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Rasulullah <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir, sampai beliau diwafatkan oleh Allah. Kemudian para istri beliau beri’tikaf sepeninggal beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Keempat</strong>, boleh i’tikaf sehari saja atau semalam saja.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar, bahwa Umar bin Khatab pernah bertanya kepada Nabi <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> :</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/themes/deadline-konsultasisyariah/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #333333; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 46px !important; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
كنت نذرت في الجاهلية أن أعتكف ليلة في المسجد الحرام؟ قال: “فأؤف بنذرك</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Aku pernah bernadzar di zaman jahiliyah (sebelum masuk islam) utnuk melakukan i’tikaf semalam di masjidil haram?” Nabi <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> menjawab: “<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Penuhi nadzarmu</em>.” (HR. Bukhari dan Muslim)</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kelima</strong>, boleh i’tikaf meskipun beberapa saat saja. Inilah pendapat mayoritas ulama.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pendapat ini berdasarkan makna bahasa dari kata “i’tikaf”. Kata “i’tikaf” secara bahasa artinya berdiam. Ibnu Hazm mengatakan:</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/themes/deadline-konsultasisyariah/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #333333; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 46px !important; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
فكل إقامة في مسجد لله تعالى بنية التقرب إليه اعتكاف</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Semua bentuk berdiam di masjid karena Allah, dalam rangka beribadah kepada-Nya, termasuk i’tikaf.” (<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-Muhalla</em>, 5:179)</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pendapat ini dikuatkan dengan riwayat dari Ya’la bin Umayyah <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">radhiallahu</em> <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">‘anhu</em>, beliau mengatakan:</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/themes/deadline-konsultasisyariah/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #333333; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 46px !important; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
إني لأمكث في المسجد الساعة، وما أمكث إلا لأعتكف</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Saya berdiam beberapa saat di masjid, dan tidaklah aku berdiam kecuali untuk i’tikaf.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Abdurrazaq dalam <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-Mushannaf</em>).</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pendapat yang lebih mendekati kebenaran dalam hal ini: yang menegaskan bahwa rentang minimal tinggal di masjid agar bisa disebut i’tikaf adalah sehari atau semalam.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Diantara alasan yang menguatkan pendapat ini:</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pertama</strong>, riwayat Umar bin Khatab yang meminta izin kepada Nabi <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> untuk melakukan i’tikaf di Masjidil Haram selama semalam. Andaikan i’tikaf hanya boleh dilakukan sehari semalam, atau harus sepuluh hari, atau harus melewati siang hari karena harus <a href="http://www.konsultasisyariah.com/category/fikih/ibadah-fikih/puasa/" style="border: 0px; color: #0b72ba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">puasa</a>, tentu Nabi <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> tidak akan mengizinkan sikap Umar. Karena berarti beliau tidak memenuhi syarat i’tikaf.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kedua</strong>, secara bahasa, <strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">kata i’tikaf</strong> bisa bermakna berdiam sejenak atau berdiam lama. Sementara syariat tidak pernah menentukan batasan makna kata i’tikaf. Namun ini tidak bisa jadi dalil bahwa i’tikaf disyariatkan walaupun sesaat. Karena kita sangat yakin bahwa Nabi <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan para sahabat mondar-mandir, keluar masuk masjid, mengikuti <a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/shalat/" style="border: 0px; color: #0b72ba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">shalat</a> jamaah, jumatan, pengajian, dan berbagai kegiatan lainnya. Andaikan kegiatan mereka di masjid semacam ini bisa diniati i’tikaf, tentu akan terdapat riwayat dari Nabi <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, atau menjadi satu hal yang masyhur di tengah para sahabat, sehingga terdapat banyak keterangan yang sampai ke kita bahwa mereka melakukan semua itu dengan niat i’tikaf. Karena itu, keterangan Ya’la bin Umayah di atas, tidak sesuai dengan apa yang menjadi kebiasaan para sahabat.</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dalam <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-Ikhtiyarat</em> dinyatakan:</div>
<div class="arab" style="background-image: url(http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/themes/deadline-konsultasisyariah/images/line-arab.gif); border: 0px; color: #333333; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; line-height: 46px !important; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
ولم ير أبو العباس لمن قصد المسجد للصلاة، أو غيرها أن ينوي الاعتكاف مدة لبثه</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Abul Abbas (Syaikhul Islam) tidaklah menganggap orang yang berangkat ke masjid untuk melakukan <a href="http://www.konsultasisyariah.com/category/fikih/ibadah-fikih/sholat/" style="border: 0px; color: #0b72ba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">shalat</a> atau kegiatan lainnya, mereka berniat i’tikaf selama mereka berada di <a href="http://www.konsultasisyariah.com/tag/masjid/" style="border: 0px; color: #0b72ba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">masjid</a>. (<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-Ikhtiyarat</em>, 144)</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
(simak <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Fiqhul I’tikaf</em>, 18–21)</div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Allahu a’lam</em></div>
<div style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina <a href="http://konsultasisyariah.com/rentang-waktu-minimal-untuk-itikaf" style="border: 0px; color: #0b72ba; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="waktu i'tikaf">KonsultasiSyariah.com</a>)</strong></div>
<span style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /><br />Baca selengkapnya: <a href="http://www.konsultasisyariah.com/rentang-waktu-minimal-untuk-itikaf/#ixzz1kFbVwLDh" style="border: 0px; color: #003399; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">http://www.konsultasisyariah.com/rentang-waktu-minimal-untuk-itikaf/#ixzz1kFbVwLDh</a></span><div id="credit" style="border: 0px; color: #333333; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-6098230227245432082012-08-06T23:30:00.001+07:002012-08-06T23:30:26.867+07:00Hadits Palsu 30 Keutamaan Shalat Tarawih<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="meta" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(239, 239, 239); border-bottom-style: solid; border-width: 0px 0px 1px; color: #717476; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 11px; margin: 0px 0px 10px; outline: 0px; padding: 0px 0px 4px; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: transparent; color: #333333; font-size: 12px; line-height: 22.80000114440918px;">Diantara sunnah-</span><a href="http://muslim.or.id/tag/sunnah" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; font-size: 12px; line-height: 22.80000114440918px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">sunnah</a><span style="background-color: transparent; color: #333333; font-size: 12px; line-height: 22.80000114440918px;"> </span><span style="background-color: transparent; color: #333333; font-size: 12px; line-height: 22.80000114440918px;">yang dituntunkan oleh syariat kita pada bulan Ramadhan adalah shalat Tarawih. Hadits-hadits Nabi yang mulia telah banyak yang menerangkan tentang keutamaan shalat tesebut.</span></div>
<div class="entry" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22.80000114440918px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Berkaitan dengan hal itu, terdapat sebuah hadits yang masyhur, khususnya di Indonesia, yaitu “30 keutamaan shalat tarawih” atau “keutamaan shalat tarawih per malam”. Apakah hadits itu shahih ? Bolehkah kita menyampaikannya di tengah-tengah kaum muslimin? Berikut ini sedikit bahasan untuk menjawab pertanyaan tersebut.</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Teks hadits</strong></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
عن علي بن ابي طالب رضي الله تعالى عنه أنه قال : ” سئل النبي عليه الصلاة والسلام عن فضائل التراويح فى شهر رمضان فقال<br />يخرج المؤمن ذنبه فى اول ليلة كيوم ولدته أمه<br />وفى الليلة الثانية يغفر له وللأبوية ان كانا مؤمنين<br />وفى الليلة الثالثة ينادى ملك من تحت العرش؛ استأنف العمل غفر الله ماتقدم من ذنبك<br />وفى الليلة الرابعة له من الاجر مثل قراءة التوراه والانجيل والزابور والفرقان<br />وفى الليلة الخامسة أعطاه الله تعالى مثل من صلى في المسجد الحرام ومسجد المدينة والمسجد الاقصى<br />وفى الليلة السادسة اعطاه الله تعالى ثواب من طاف بالبيت المعمور ويستغفر له كل حجر ومدر<br />وفى الليلة السابعة فكأنما أدرك موسى عليه السلام ونصره على فرعون وهامان<br />وفى الليلة الثامنة أعطاه الله تعالى ما أعطى ابراهيم عليه السلام<br />وفى الليلة التاسعة فكأنما عبد الله تعالى عبادة النبى عليه الصلاة والسلام<br />وفى الليلة العاشرة يرزقة الله تعالى خير الدنيا والآخرة<br />وفى الليلة الحادية عشر يخرج من الدنيا كيوم ولد من بطن أمه<br />وفى الليلة الثانية عشر جاء يوم القيامة ووجهه كالقمر ليلة البدر<br />وفى الليلة الثالثة عشر جاء يوم القيامة آمنا من كل سوء<br />وفى الليلة الرابعة عشر جاءت الملائكة يشهدون له أنه قد صلى التراويح فلا يحاسبه الله يوم القيامة<br />وفى الليلة الخامسة عشر تصلى عليه الملائكة وحملة العرش والكرسى<br />وفى الليلة السادسة عشر كتب الله له براءة النجاة من النار وبراءة الدخول فى الجنة<br />وفى الليلة السابعة عشر يعطى مثل ثواب الأنبياء<br />وفى الليلة الثامنة عشر نادى الملك ياعبدالله أن رضى عنك وعن والديك<br />وفى الليلة التاسعة عشر يرفع الله درجاته فى الفردوس<br />وفى الليلة العشرين يعطى ثواب الشهداء والصالحين<br />وفى الليلة الحادية والعشرين بنى الله له بيتا فى الجنة من النور<br />وفى الليلة الثانية والعشرين جاء يوم القيامة آمنا من كل غم وهم<br />وفى الليلة الثالثة والعشرين بنى الله له مدينة فى الجنة<br />وفى الليلة الرابعة والعشرين كان له اربعه وعشرون دعوة مستجابة<br />وفى الليلة الخامسة والعشرين يرفع الله تعالى عنه عذاب القبر<br />وفى الليلة السادسة والعشرين يرفع الله له ثوابه أربعين عاما<br />وفى الليلة السابعة والعشرين جاز يوم القيامة على السراط كالبرق الخاطف<br />وفى الليلة الثامنة والعشرين يرفع الله له ألف درجة فى الجنة<br />وفى الليلة التاسعة والعشرين اعطاه الله ثواب الف حجة مقبولة<br />وفى الليلة الثلاثين يقول الله : ياعبدى كل من ثمار الجنة واغتسل من مياه السلسبيل واشرب من الكوثرأنا ربك وأنت عبدى”</div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dari Ali bin Abi Thalib <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">radhiyallahu ‘anhu</em> berkata bahwa Nabi <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> pernah ditanya tentang keutamaan Shalat Tarawih pada Bulan Ramadhan. Maka Nabi <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda :</div>
<ul style="background-color: transparent; border: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 15px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam pertama, Orang mukmin keluar dari dosanya , seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam ketiga, seorang malaikat berseru di bawah Arsy: ‘Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat.’</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kelima, Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> memberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjid al-Haram, masjid Madinah, dan Masjid al-Aqsha.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam keenam, Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> memberikan pahala orang yang ber-thawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">‘alaihissalam</em> dan kemenangannya atas Firaun dan Haman.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedelapan, Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">‘alaihissalam.</em></div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> sebagaimana ibadah Nabi <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kesepuluh, Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedua belas, ia datang pada hari kiamat dengan wajah bagaikan bulan di malam purnama.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam ketigabelas, ia datang di hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para pemikul Arsy dan Kursi.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, ‘Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.’</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajatnya dalam surga Firdaus.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya gedung dari cahaya.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedua puluh lima, Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> menghapuskan darinya azab kubur.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di malam ketiga puluh, Allah ber firman : ‘Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.’</div>
</li>
</ul>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hadits ini disebutkan oleh Syaikh al-Khubawi dalam kitab <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Durrotun Nashihiin</em>, hal. 16 – 17.</div>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Indikasi-indikasi kepalsuan hadits</strong></div>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Perlu diketahui bahwasanya hadits yang munkar dan palsu membuat hati penuntut ilmu menjadi geli dan mengingkarinya. Rabi’ bin Hutsaim <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em> mengatakan, “Sesungguhnya hadits itu memiliki cahaya seperti cayaha di siang hari, sehingga engkau dapat melihatnya. Dan memiliki kegelapan seperti gelapnya malam, sehingga engkau mengingkarinya.”<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote1sym" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">1</a></div>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Berikut ini beberapa indikasi atas palsunya hadits tersebut:</div>
<ul style="background-color: transparent; border: 0px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 15px 1.5em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pahala yang terlalu besar untuk amalan yang sederhana. Banyak keutamaan-keutamaan yang terdapat dalam hadits di atas termasuk dalam kejanggalan jenis ini, misalkan pada lafadz “<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Allah memberinya pahala seribu <a href="http://muslim.or.id/tag/haji" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">haji</a> yang diterima.</em>”</div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bahkan, yang lebih parah adalah seseorang bisa mendapatkan pahala sebanding dengan pahala para Nabi (keutamaan shalat tarawih malam ke-17). Hal tersebut mustahil terjadi, karena sebanyak apapun amalan ibadah manusia biasa, tentu dia tidak akan mampu menyamai pahala Nabi. Nubuwah merupakan pilihan dari Allah semata. Allah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ta’ala</em> berfirman (yang artinya), “<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Allah memilih </span></em><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.</em>” (QS. Al Hajj [22] : 75)<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote2sym" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">2</a></div>
</li>
<li style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits yang <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">mu’tamad. </em>Hadits tentang 30 keutamaan shalat tarawih di atas, tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits yang <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">mu’tamad</em>. DR. Lutfi Fathullah mengatakan, “Jika seseorang mencari hadits tersebut di kitab-kitab referensi hadits, niscaya tidak akan menemukannya.” Hal tersebut mengindikasikan bahwa hadits tersebut adalah hadits palsu.<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote3sym" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">3</a></div>
</li>
</ul>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Pendapat para ulama dan penuntut <a href="http://muslim.or.id/tag/ilmu" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">ilmu</a></strong></div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Lebih jauh lagi, apabila kita memperhatikan perkataan para ulama tentang hadits itu, tentu akan kita dapati mereka menganggapnya hadits palsu.</div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al-Lajnah ad-Da’imah</em> pernah ditanya tentang hadits tersebut, kemudian mereka menjawab,</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
كلا الحديثين لا أصل له، بل هما من الأحاديث المكذوبة على رسول الله صلى الله عليه وسلم</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Hadits tersebut adalah hadits yang tidak ada sumbernya (<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">laa ashla lahu</em>). Bahkan, hadits tersebut merupakan kebohongan atas nama Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>.”<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote4sym" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">4</a></div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan DR. Lutfi Fathullah, dimana disertasi beliau meneliti kitab <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Durratun Nashihin</em>. Beliau mengatakan:</div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ada sekitar 30 persen hadits palsu dalam kitab <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Durratun Nashihin</em>. Diantaranya adalah hadits tentang fadhilah atau keutaman shalat tarawih, (yaitu) dari Ali <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">radhiallahu ‘anhu</em> bahwasanya Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wassallaam</em> ditanya tentang keutamaan shalat tarawih, (lalu beliau bersabda) malam pertama pahalanya sekian, malam kedua sekian, dan sampai malam ketiga puluh.</div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hadits tersebut tidak masuk akal. Selain itu, jika seseorang mencari hadits tersebut di kitab-kitab referensi hadits, niscaya tidak akan menemukannya.<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote5sym" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">5</a></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sibukkan diri dengan yang Shahih</strong></div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Setelah mengetahui lemahnya hadits tersebut, maka hendaklah para penulis dan penceramah meninggalkannya, karena dikhawatirkan akan masuk dalam sabda Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dalam sebuah hadits <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">mutawatir</em> :</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار</div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Barangsiapa yang berdusta atas nama saya dengan sengaja, maka hendaknya dia bersiap-siap mengambil tempat di Neraka</em>”</div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Hendaklah mereka mencukupkan diri dengan hadits-hadits yang <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">tsabit</em> dari Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Para ulama kita mengatakan:</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
في صحيح الحديث شغل عن سقيمه</div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“Dalam hadits yang shahih terdapat kesibukan dari <a href="http://muslim.or.id/tag/hadits" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">hadits</a> yang lemah”<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote6sym" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">6</a></div>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Diantara Keutamaan Shalat Tarawih dari Hadits yang Shahih<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote7sym" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><sup style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; font-size: 12px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">7</sup></a></strong></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Barangsiapa melakukan qiyam <a href="http://muslim.or.id/tag/ramadhan" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Ramadhan</a> karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni</em>.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Yang dimaksud <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">qiyam</em> <a href="http://muslim.or.id/ramadhan" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Ramadhan</a> adalah shalat tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh Imam Nawawi (<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Minhaj Syarh Shahih Muslim</em>, 6:39)</div>
<div align="LEFT" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Selain itu, beliau beliau juga pernah mengumpulkan <a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">keluarga</a> dan para shahabatnya. Lalu beliau bersabda,</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; font-size: 18px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
“<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Siapa yang <a href="http://muslim.or.id/tag/shalat" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">shalat</a> bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh</em>” (HR. An-Nasai dan selainnya, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-Irwa’</em> no. 447)</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Semoga Allah selalu melimpahkan karunai-Nya kepada kita semua, dan menjaga lisan-lisan kita dari perkataan dusta, apalagi berdusta atas nama Rasulullah <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>.</div>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wallahu a’lam.</em></div>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
—</div>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Catatan Kaki</div>
<div align="LEFT" lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote1anc" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">1</a><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-Maudhuu’aat</em> 605, Ibnul Jauzi <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote2anc" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">2</a>Lihat <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-Manaarul Muniif</em> hal. 55 – 105, karya Ibnul Qoyyim <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em>.</div>
</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote3anc" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">3</a>Lihat Hadits-<a href="http://muslim.or.id/hadits" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">hadits</a> Lemah dan Palsu dalam Kitab Durrotun Nashihiin, karya DR. Ahmad Luthfi Fathullah; dan http:/majalah.hidayatullah.com/?p=1490</div>
</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote4anc" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">4</a>Fatwa <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Wal Ifta</em> no. 8050, juz 4, hal 476-480. Ditanda tangani oleh Syaikh Abdul Azin bin Baaz sebagai ketua, Syaikh Abdurrazaq Afifi sebagai wakil, Syaikh Abdullah Ghuddayan sebagai anggota dan Syaikh Abdullah bin Qu’ud sebagai anggota.</div>
</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div lang="id-ID" style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote5anc" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">5</a>Lihat http:/majalah.hidayatullah.com/?p=1490</div>
</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote6anc" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">6</a><em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">al-Jaami’ li Akhlaaqir Raawi wa Adaabis Saami’</em> 1524, al-Khatiib al-Baghdaadi <em style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">rahimahullah</em></div>
</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html#sdfootnote7anc" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">7</a>Lihat <a href="http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/2669-keutamaan-shalat-tarawih.html" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/2669-keutamaan-shalat-tarawih.html</a></div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
—</div>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; margin-bottom: 15px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Penulis: Abu Ka’ab Prasetyo<br />Artikel <a href="http://muslim.or.id/" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; color: #ce2e20; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">Muslim.Or.Id </a></div>
</div>
</div>
<div id="credit" style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 22.80000114440918px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />Dari artikel <a href="http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Hadits Palsu 30 Keutamaan Shalat Tarawih — Muslim.Or.Id</a> by <a href="http://muslim.or.id/" style="-webkit-transition: color 0.3s ease 0s; background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">null</a></div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-59161703934024432672012-08-04T22:41:00.000+07:002012-08-04T22:41:14.442+07:00Kisah Nabi Ishaq ‘Alaihissalam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 3px; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<b>Ki<span style="font-size: 13px;">sah Nabi Ishaq ‘Alaihissalam</span></b></div>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<h2 style="margin: 0.83em 0px;">
<span style="font-weight: normal;">Nabi Ibrahim Dikarunia Seorang Putra dari Istrinya Sarah</span></h2>
<div class="yiv463555258arab" style="line-height: normal; padding: 0px;">
بسم الله الرحمن الرحيم</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Setelah Allah mengaruniakan Ismail kepada <strong>Nabi Ibrahim</strong> <em>‘alaihissalam</em>, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah <em>Subhaanahu wa Ta’ala</em> agar dikaruniakan anak dari istrinya yang bernama Sarah; istri yang selalu setia bersamanya dalam menegakkan kalimatullah. Maka Allah mengabulkan doanya dan mengutus beberapa malaikat dalam bentuk manusia untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya akan lahirnya seorang anak dari istrinya; Sarah. Mereka juga memberitahukan tujuan mereka yang lain, yaitu pergi mendatangi kaum Luth untuk menimpakan azab kepada mereka.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Ketika para malaikat itu datang kepada Nabi Ibrahim, maka ia menyambut mereka dengan sebaik-baiknya dan mendudukkan mereka di ruang tamu, selanjutnya ia segera menyiapkan jamuan makan untuk mereka. Nabi Ibrahim <em>‘alaihissalam</em> adalah seorang yang selalu memuliakan tamu di samping sebagai seorang yang dermawan.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Tidak lama kemudian, Nabi Ibrahim <em>‘alaihissalam</em> datang membawa anak sapi yang gemuk yang telah dipanggang serta menghidangkannya kepada mereka, tetapi mereka tidak makan dan tidak meminum jamuan yang telah dihidangkan itu, hingga akhirnya Nabi Ibrahim merasa takut terhadap mereka, maka malaikat-malaikat itu pun menenangkannya dan memberitahukan kepadanya tentang diri mereka serta memberikan kabar gembira kepadanya dengan seorang anak yang ‘alim (berilmu).</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Ketika itu, Sarah mendengar pembicaraan mereka, maka ia datang dalam keadaan heran terhadap kabar gembira yang mereka sampaikan, bagaimana ia akan melahirkan sedangkan ia seorang wanita yang sudah tua lagi mandul (ketika itu usianya 90 tahun), sedangkan suaminya juga sudah lanjut usia (lihat surat Hud: 72). Maka malaikat berkata, <em>“Demikianlah Tuhanmu memfirmankan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” </em>(QS. Adz Dzaariyat: 30)</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Mendengar berita itu, Nabi Ibrahim pun menjadi tenang dan berbahagia; apa yang dinanti-nantikannya ternyata akan tiba.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Selang beberapa waktu, maka datanglah apa yang dinantikan itu, istrinya yaitu Sarah melahirkan seorang anak yang kemudian diberi nama Ishaq oleh Nabi Ibrahim<em>‘alaihissalam</em>. Saat itu, usia Nabi Ibrahim 100 tahun. Ishaq lahir empat belas tahun setelah kelahiran Ismail.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Alquranul Karim tidak menyebutkan secara panjang lebar kisah Nabi Ishaq<em>‘alaihissalam</em>, demikian pula tentang kaum yang kepada mereka diutus Nabi Ishaq. Akan tetapi Allah memuji Nabi Ishaq di beberapa tempat dalam Alquran, di antaranya:</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<em>“Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.–Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.–Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.”</em> (QS. Shaad: 45-47)</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Nabi Muhammad <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> juga memuji Nabi Ishaq dalam sabdanya,</div>
<div class="yiv463555258arab" style="line-height: normal; padding: 0px;">
الكَرِيمُ، ابْنُ الكَرِيمِ، ابْنِ الكَرِيمِ، ابْنِ الكَرِيمِ يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
“<em>Yang mulia putera yang mulia, putera yang mulia dan putera yang mulia adalah Yusuf putera Ya’qub, putera Ishaq, putera Ibrahim</em>.” (HR. Bukhari dan Muslim)</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Ahli Kitab menyebutkan, bahwa Ishaq ketika menikahi Rafqah binti Batu’il saat ayahnya (Nabi Ibrahim) masih hidup, saat itu usianya 40 tahun. Istrinya adalah seorang yang mandul, maka Nabi Ishaq berdoa kepada Allah untuknya, hingga istrinya pun hamil dan melahirkan anak yang kembar; yang pertama bernama ‘Iishuu. Orang-orang Arab menyebutnyta ‘Iish; ia adalah nenek moyang bangsa Romawi. Yang kedua bernama Ya’qub. Disebut Ya’qub karena ia lahir dalam keadaan memegang tumit saudaranya. Ia juga disebut Israil, yang merupakan nenek moyang Bani Israil.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai nabi dan rasul, maka <strong>Nabi Ishaq</strong><em>‘alaihissalam</em> wafat.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<em>Selesai dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.</em></div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<strong>Oleh:</strong> <em>Marwan bin Musa</em></div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<strong>Maraaji’:</strong></div>
<ul style="list-style: square; margin: 1em 0px; padding: 0px 0px 0px 1em;">
<li style="margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">Alquranul Karim</li>
<li style="margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">Mausu’ah Al Usrah Al Muslimah (dari situs www.islam.aljayyash.net)</li>
<li style="margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">Shahih Bukhari</li>
<li style="margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">Shahih Qashashil Anbiya’ (Ibnu Katsir, takhrij Syaikh Salim Al Hilaaliy)</li>
<li style="margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">dll.</li>
</ul>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<strong>Artikel www.KisahMuslim,com</strong></div>
</div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-91094620543449490482012-05-24T22:44:00.000+07:002012-05-24T22:44:06.090+07:00Harun Al Rasyid dan Abu Nuwas (Abu Nawas) Dan Cerita Bohong Dalam Buku CERITA SERIBU SATU MALAM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div id="yui_3_2_0_1_13379270124373053" style="background-color: white; font-family: Georgia, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 3px; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<h2 style="margin: 0.83em 0px;">
Harun Al Rasyid dan Abu Nuwas (Abu Nawas)<strong><br /></strong></h2>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Konon pada zaman <strong>Khalifah Harun Al Rasyid</strong> –salah satu khalifah <strong>Daulah Bani Abbasiyyah</strong>- hiduplah seorang pujangga yang bernama Abu Nuwas (<strong>Abu Nawas</strong>). Khalifah mempunya hubungan dekat dengan Abu Nuwas ini, sedangkan Abu Nuwas adalah seorang yang suka meminum minuman keras, bermain dengan wanita, mendengarkan musik, berjoget, dan berdansa, serta perbuatan lain semisalnya, sehingga khalifah pun banyak melakukan itu semua karena kedekatannya dengan Abu Nuwas.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<strong>K</strong><strong>emasyhuran</strong><strong> K</strong><strong>isah </strong><strong>I</strong><strong>ni</strong></div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Kisah ini sangat masyhur di negeri nusantara dan mungkin juga di berbagai belahan bumi Islam lainnya. Banyak komik yang ditulis, lalu dikonsumsi oleh semua kalangan yang menggambarkan bagaimana bejatnya perbuatan khalifah ini beserta teman karibnya Abu Nuwas. Sehingga kalau disebut di kalangan orang banyak tentang Harun Al Rasyid, maka yang terbetik dalam bayangan mereka adalah gambaran raja tanpa wibawa yang suka main musik dan wanita diiringi dengan minum <em>khamr</em> (minuman keras). Jarang sekali di antara kaum muslimin mengetahui siapa sebenarnya Khalifah Harun Al Rasyid kecuali dari cerita yang beredar ini.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<strong>A</strong><strong>kar</strong><strong> C</strong><strong>erita</strong><strong></strong></div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Asal-usul utama cerita ini bersumber dari sebuah buku dongengg <em>Alfu Lailatin wa Lailah</em> (cerita seribu satu malam). Buku ini dari lembar pertama sampai terakhir hanyalah berisi dongengg. Dan yang namanya “dongengg” berarti ia tidak punya asal-usul sanad yang terpercaya. Isinya pun hanyalah khayalan belaka; misalnya, cerita tentang Ali Baba dengan perampok, ksiah Aladin dengan lampu ajaibnya, begitu pula cerita tentang Abu Nuwas dengan Harus Al Rasyid.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Buku ini asal-usulnya adalah dongeng yang berasal dari bangsa India dan Persia. Lalu dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab pada sekitar abad ketiga Hijriah. Kemudian ada yang menambahi beberapa ceritanya sehingga sampai masa Daulah Mamalik.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Buku ini sama sekali bukan buku sejarah, dan sama sekali tidak bisa menjadi landasan untuk mengetahui keadaan umat tertentu.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Oleh karena itu, para ulama sepakat untuk men-<em>tahdzir</em> (memperingatkan) atas buku ini dan melarang umat untuk membaca dan menjadikannya sebagai landasan sejarah. Di antara mereka adalah Al-Ustadz Anwar Al Jundi yang berkata, “Buku <em>Alfu Lailatin wa Lailah</em> adalah sebuah buku yang campur baur tanpa penulis. Buku ini disusun dalam rentang waktu yang bermacam-macam. Kebanyakan isinya menggambarkan tentang keadaan sosial masyarakat sebelum kedatangan Islam di negeri persia, India, dan berbagai negeri paganis lainnya.” Ibnu Nadim dalam <em>A</em><em>l-Fahrosat</em> berkata tentang buku ini, “Itu adalah buku yang penuh dengan kedunguan dan kejelekan.”</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Dan masih banyak lainnya. Silakan melihat apa yang dipaparkan oleh Syaikh Masyhur Hasan Salman dalam <em>Kutubun Hadzdzar</em><em>a</em><em> minha Ul</em><em>a</em><em>ma</em>, 2:57.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Syaikh Shalih Al Fauzan pernah ditanya, “Sebagian buku sejarah terutama buku <em>Alfu Lailatin wa Lailah</em> menyebutkan bahwa Khalifah Harun Al Rasyid adalah seorang yang hanya dikenal sebagai orang yang suka bermain-main, minum <em>khamr</em> dan lainnya. Apakah ini benar?”</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Beliau menjawab: “Ini adalah kedustaan dan tuduhan yang dihembuskan ke dalam sejarah Islam. Buku <em>Alfu Lailatin wa Lailah</em> adalah sebuah buku yang tidak boleh dijadikan sandaran. Tidak selayaknya seorang muslim menyia-nyiakan waktunya untuk menelaah buku tersebut. Harun Al Rasyid dikenal sebagai orang yang Shalih dan istiqomah dalam agamanya, serta sungguh-sungguh dan bagus dalam mengatur masyarakatnya. Beliau satu tahun menunaikan haji dan tahun berikutnya berjihad. Ini adalah sebuah kedustaan yang terdapat ke dalam buku ini. Tidak layak bagi seorang muslim untuk membaca buku kecuali yang ada faidahnya, seperti buku sejarah yang terpercaya, buku tafsir, hadis, fiqih, dan aqidah yang dengannya seorang muslim akan bisa mengetahui urusan agamanya. Adapun buku yang tidak berharga, tidak selayaknya seorang muslim terutama penuntut ilmu menyia-nyiakan waktunya dengan membaca buku seperti itu.” (<em>Nur Ala Darb</em>, Fatawa Syaikh Shalih Fauzan Hal. 29)</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<strong>H</strong><strong>akikat</strong><strong> C</strong><strong>erita</strong><strong> I</strong><strong>ni</strong><strong></strong></div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Dari keterangan di atas, tiada lagi keraguan bahwa kisah tentang Khalifah Harun Al Rasyid seperti yang digambarkan tadi adalah sebuah kedustaan. Banyak sekali para ulama yang menyatakan bahwa itu adalah sebuah kedustaan, di antara mereka ialah:</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
- Syaikh Shalih Fauzan, sebagaimana nukilan dari beliau di atas.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
- Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, beliau berkata: “Ini merupakan kedustaan yang jelas dan kezaliman yang nyata…” (<em>Fatawa Islamiyyah</em><em>,</em> 4:187)</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
- Syaikah Salim bin Id Al-Hilali berkata, “Kita harus membersihkan sejarah Islam dari hal-hal yang digoreskan oleh para pemalsu dan pendusta beserta cucu-cucu mereka bahwa sejarah Islam merupakan panggung anak kecil, musik, dan nyanyian. (Mereka gambarkan) para khalifah kaum muslimin sebagaimana yang dilakukan oleh para perusak tersebut dalam menodai sejarah Khalifah Harun Al Rasyid dan yang lain.” (<em>Al-Jama’at Islamiyyah</em>, Hal. 430)</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Atas dasar ini, maka alangkah baiknya kalau kita sedikit mengetahui perjalanan hidup kedua orang ini, agar kita bisa mengetahui siapa sebenarnya Abu Nuwas juga siapa dan bagaimana sebenarnya Khalifah Harun Al Rasyid.</div>
<h3 style="margin: 1em 0px;">
Siapakah Abu Nuwas (Abu Nawas)?</h3>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Dia adalah Abu Ali Hasan bin Hani’ al-Hakami, seorang penyair yang sangat masyhur pada zaman Bani Abbasiyyah.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Kepiawaiannya dalam menggubah qoshidah syair membuat dia sangat terkenal di berbagai kalangan, sehingga dia dianggap sebagai pemimpin para penyair di zamannya.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Namun amat disayangkan, perjalanan hidupnya banyak diwarnai dengan kemaksiatan, dan itu banyak juga mewarnai syair-syairnya. Sehingga saking banyaknya dia berbicara tentang masalah <em>khamr</em>, sampai-sampai kumpulan syairnya ada yang disebut <em>khamriyyat</em>.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Abu Amr Asy-Syaibani berkata, “Seandainya Abu Nuwas tidak mengotori syairnya dengan kotoran-kotoran ini, niscaya syairnya akan kami jadikan hujjah dalam buku-buku kami.”</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Bahkan sebagian orang ada yang menyebutnya sebagai orang yang zindiq meskipun pendapat ini tidak disetujui oleh sebagian ulama. Di antara yang tidak menyetujui sebutan zindiq ini untuk Abu Nuwas adalah Imam Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam <em>Al-Bidayah wa An-Nihayah</em> (14:73), ketika menyimpulkan tentang kehidupan Abu Nuwas beliau berkata, “Kesimpulannya, para ulama banyak sekali menceritakan peristiwa kehidupannya, juga tentang syair-syairnya yang mungkar, penyelewengannya, kisahnya yang berhubungan dengan masalah <em>khamr</em>, kekejian, suka dengan anak-anak kecil yang ganteng serta kaum wanita sangat banyak dan keji, bahkan sebagian orang menuduhnya sebagai pezina. Di antara mereka juga ada yang menuduhnya sebagai seorang yang zindiq. Di antara mereka ada yang berkata: ‘Dia merusak dirinya sendiri.’ Hanya saja, yang tepat bahwa dia hanyalah melakukan berbagai tuduhan yang pertama saja, adapun tuduhan sebgian orang yang zindiq, maka itu sangat jauh dari kenyataan hidupnya, meskipun dia memang banyak melakukan kemaksiatan dan kekejian.”</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Akan tetapi, walau bagaimanapun juga disebutkan dalam buku-buku sejarah bahwa dia bertaubat di akhir hayatnya; semoga memang demikian dan menunjukkan taubatnya adalah sebuah syair yang ditulisnya menjelang wafat:</div>
<blockquote style="border-left-color: rgb(218, 218, 218); border-left-style: solid; border-left-width: 6px; margin: 1em; padding-left: 6px;">
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Ya Allah, jika dosaku teramat sangat banyak<br />namun saya tahu bahwa pintu maaf-Mu lebih besar</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Saya berdoa kepada-Mu dengan penuh <em>tadharru’</em> sebagaimama Engkau perintahkan<br />Lalu jika Engkau menolak tangan permohonanku, lalu siapa yang akan merahmati-ku</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Jika yang memohon kepada-Mu hanya orang yang baik-baik saja<br />Lalu kepada siapakah orang yang jahat akan memohon</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Saya tidak mempunyai wasilah kepada-Mu kecuali hanya sebuah pengharapan<br />Juga bagusnya pintu maaf-Mu kemudian saya pun seorang yang muslim</div>
</blockquote>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Semoga Allah menerima taubatnya dan memaafkan kesalahannya, karena bagaimanapun juga dia mengakhiri hidupnya dengan taubat kepada Allah. Dan semoga kisah yang diceritakan oleh Ibnu Khalikan dalam <em>Wafyatul-A’yan</em> 2:102 benar adanya dan menjadi kenyataan. Beliau menceritakan dari Muhammad bin Nafi berkata, “Abu Nuwas adalah temanku, namun terjadi sesuatu yang menyebabkan antara aku dengan dia tidak saling berhubungan sampai aku mendengar berita kematiannya. Pada suatu malam aku bermimpi bertemu dengannya, kukatakan, ‘Wahai Abu Nuwas, apa balasan Allah terhadapmu?’ Dia menjawab, ‘Allah mengampuni dosaku karena beberapa bait syair yang kututlis saat aku sakit sebelum wafat, syair itu berada di bawah bantalku.’ Maka saya pun mendatangi keluarganya dan menanyakan bantal tidurnya dan akhirnya kutemukan secarik kertas yang bertuliskan: … (lalu beliau menyebutkan bait syair di atas).”</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Setelah mengetahui sekelumit tentang Abu Nuwas, marilah kita beranjak utuk membahas siapakah sebenarnya Khalifah Harun Al Rasyid.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Beliau adalah Amirul-Mukminin Harun Al Rasyid bin Mahdi al-Qurasyi al-Hasyimi. Beliau adalah salah satu Khalifah Bani Abbasiyyah, bahkan pada masa beliaulah Bani Abbasiyyah mencapai zaman keemasannya.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Beliau dikenal sebagai raja yang dekat dengan ulama, menghormati ilmu, dan banyak beribadah serta berjihad. Disebutkan dalam berbagai buku sejarah yang terpercaya bahwa beliau selalu berhaji pada suatu tahun dan tahun berikutnya berjihad, begitulah seterusnya.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Perjalanan hidup beliau sangat bagus. (Beliau) seorang raja yang paling banyak berjihad dan menunaikan ibadah haji. Setiap hari beliau bershodaqoh dengan hartanya sendiri sebanyak seribu dirham. Kalau pergi haji beliau juga menghajikan seratus ulama dan anak-anak mereka, dan apabila beliau tidak pergi haji, maka beliau menghajikan tiga ratus orang. Beliau suka sekali bershodaqoh. Beliau mencintai para ulama dan pujangga. Cincin beliau bertuliskan kalimat <em>La ilaha ilallah</em>, beliau mengerjakan shalat setiap harinya seratus rakaat sampai meninggal dunia. Hal ini tidak pernah beliau tinggalkan kecuali kalau sedang sekit.” (<em>Al-Bidayah wa Al-Nihayah</em>, 14:28)</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Imam Adz-Dzahabi berkata, “Ammar bin Laits al-Wasithi berkata, ‘Saya mendengar Fudhail bin Iyadh berkata, ‘Tidak ada kematian seorang pun yang lebih memukul diriku melebihi kematian Amirul-Mukminin Harun Al Rasyid. Sungguh saya ingin seandainya Allah menambah umurnya dengan sisa umurku.’ Ammar berkata, ‘Perkataan beliau ini terasa berat bagi kami, namun tatkala Harun telah meninggal dunia, muncullah fitnah, khalifah setelahnya yaitu Al-Makmun memaksa orang-orang untuk meyakini bahwa Alquran makhluk. Saat itu kami mengatakan, ‘Syaikh (Fudhail) lebih mengetahui tentang apa yang beliau katakan’.”</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Beliau sangat keras terhadap orang yang menyimpang dari sunah dan berusaha menentangnya. Pada suatu ketika Abu Mu’awiyah menceritakan kepada beliau sebuah hadis dari Abu Hurairah bahwa Nabi Adam dan Musa berdebat, maka paman Khalifah Harun Al Rasyid berkata, “Wahai Abu Mu’awiyyah, kapan keduanya bertemu?” Maka Khalifah sangat marah seraya berkata, “Apakah engkau menentang hadis Rasulullah<em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>? Ambilkan sebilah pedang dan tempat pemotongan kepala.” Maka segeralah yang beliau minta itu didatangkan. Orang-orang yang hadir saat itu pun memintakan maaf untuk paman beliau tersebut. Berkatalah Harun Al Rasyid, “Ini adalah perbuatan zindiq.” Akhirnya beliau memerintahkan untuk memenjarakannya. Sebagian orang juga pernah bercerita, “Saya masuk menemui Harun Al Rasyid dan saat itu ada seseorang yang barusan dipenggal kepalanya dan algojo sedang membersihkan pedangnya. Maka Haru Al Rasyid berkata, ‘Saya membunuhnya karena dia berkata bahwa Alquran itu makhluk’.”</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Beliau sangat mencintai nasihat yang mengingatkan diri pada hari akhirat. Al-Ashma’i berkata, “Pada satu hari Harun Al Rasyid memanggilku. Saat itu dia menghiasi istana, membuat hidangan yang banyak dan lezat, lalu dia memanggil Abu Al-Atahiyyah, lalu Harun berkata kepadanya, “Sifatilah kenikmatan dan kesenangan hidup kami.” Maka Abu Al Athiyah menyenandungkan sebuah syair:</div>
<blockquote style="border-left-color: rgb(218, 218, 218); border-left-style: solid; border-left-width: 6px; margin: 1em; padding-left: 6px;">
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Hiduplah semaumu</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Di bawah naungan istana nan megahmu</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Engkau berusaha mendapatkan apa yang engkau senangi</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Baik pada waktu sore maupun pagi</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Namun, apabila jiwa tersengal-sengal</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Karena sempitnya pernapasan dalam dada</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Saat itu berulah engkau tau</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Bahwa selama ini engkau sedang tertipu</div>
</blockquote>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Harun Al Rasyid pun langsung menangis sejadi-jadinya, sehingga Fadhi bin Yahya berkata, “Amirul-Mukminin memanggilmu agar engkau bisa membuatnya senang, tetapi engkau malah membuatnya susah.” Maka Harun Al Rasyid berkata, “Biarkan dia, dia melihat kita sedang kebutaan dan dia tidak ingin kita semakin buta.”</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Suatu saat lainnya, Harun Al Rasyid memanggil Abu Al Atahiyyah lalu berkata, “Nasihatilah saya dengan sebuah bait syair.” Maka Abu Al Athiyah berkata,</div>
<blockquote style="border-left-color: rgb(218, 218, 218); border-left-style: solid; border-left-width: 6px; margin: 1em; padding-left: 6px;">
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Jangan engkau merasa aman dari kematian sekejap mata pun</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Meski engkau mempunyai para penjaga dan para pasukan</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Ketahuilah bahwa panah kematian pasti tepat sasaran</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Meski bagi yang membentengi diri darinya</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Engkau ingin selamat namun tidak mau mengikuti jalannya</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Bukankan sebuah bahtera tidak akan mungkin berlayar di jalan raya</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Begitu mendengarnya, Harun Al Rasyid pun langsung jatuh pingsan.</div>
</blockquote>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Inilah sekilas tentang kehidupan Khalifah Harun Al Rasyid meskipun kita mengakui bahwa sebagai manusia biasa beliau pun banyak memiliki cacat dan kemaksiatan. Namun keutamaan dan kebaikan beliau jauh melebihi cacat yang beliau kerjakan. Sampai-sampai Syaikh Abu Syauqi Khalil menulis buku berjudul <em>Harun Al Rasyid Amirul-Khulafa wa Ajallu Mulukid-Dunya</em> (Harun Al Rasyid Pemimpin Para Khalifah dan Raja Dunia Teragung) yang mana buku ini banyak dipuji oleh Syaikh Masyhur Salman dalam beberapa tempat di dalam buku <em>Kutubun Hadzdzara minha Ulama</em>.</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
(Lihat tentang kehidupan Harun Al Rasyid dengan agak terperinci pada <em>Al-Bidayah wa Al-Nihayah</em>, 14:27-48, <em>Siyar A’lamin Nubala</em><em>,</em> 8:163-188)</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<em>Wallahu </em><em>a</em><em>’lam.</em></div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
Sumber: Majalah Al-Furqon Edisi 5 Tahun Ke-8 1429H/2008 M</div>
<div style="line-height: normal; padding: 0px;">
<strong>Artikel <a href="http://kisahmuslim.com/siapakah-sebenarnya-abu-nawas" rel="nofollow" style="color: #000099; outline: 0px; text-decoration: none;" target="_blank">www.KisahMuslim.com</a></strong></div>
</div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-25179258830362786612012-05-03T23:58:00.000+07:002012-05-03T23:58:06.230+07:00Zainab: Wanita yang Dinikahkan Langsung oleh Allah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 3px; margin-top: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<a href="http://feedproxy.google.com/~r/kisahmuslim/~3/2j7u-esvRfY/?utm_source=feedburner&utm_medium=email" name="1" rel="nofollow" style="color: #000099; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; font-weight: bold; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-decoration: none;" target="_blank">Zainab: Wanita yang Dinikahkan Langsung oleh Allah</a></div>
<div id="yui_3_2_0_1_13361173455512401" style="background-color: white; color: #555555; font-family: Georgia, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 3px; margin-top: 9px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; font-family: Georgia, Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
<h2 style="margin-bottom: 0.83em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.83em;">
Nama dan Nasab Zainab</h2>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Dia adalah Ummul Mu’minin <strong><a href="http://kisahmuslim.com/zainab-wanita-yang-dinikahkan-langsung-oleh-allah" rel="nofollow" style="color: #000099; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-decoration: none;" target="_blank">Zainab</a></strong> bintu Jahsy bin Riab bin Ya’mar bin Shabirah bin Murrah Al-Asadiyyah. Ibunya adalah Umaimah bintu Abdul Muthallib bin Hasyim bibi Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dari pihak ayahnya.</div>
<h2 style="margin-bottom: 0.83em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.83em;">
Sifat-sifatnya</h2>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Dia adalah seorang wanita yang cantik parasnya, merupakan penghulu para wanita dalam hal agamanya, wara’nya, kezuhudannya, kedermawanannya, dan kebaikannya.</div>
<h2 style="margin-bottom: 0.83em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.83em;">
Pernikahannya dengan Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em></h2>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Sebelum menikah dengan Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, Zainab telah menikah dengan Zaid bin Haritsah, maula Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>yang kemudian dijadikan anak angkat oleh Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Dialah yang diceritakan Allah dalam firman-Nya,</div>
<div class="yiv775209966arab" style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِ وَأَنعَمْتَ عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَااللهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللهُ أَحَقُّ أَن تَخْشَاهُ فَلَمَّا قَضَى زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًا زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لاَيَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ أَدْعِيَآئِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا وَكَانَ أَمْرُ اللهِ مَفْعُولاً</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<em>“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: ‘Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya). Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.</em>” (QS. Al-Ahzab: 37)</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Maka Allah nikahkan Zainab dengan Nabi-Nya <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dengan nash Kitab-Nya tanpa wali dan tanpa saksi. Dan Zainab biasa membanggakan hal itu di hadapan Ummahatul Mukminin (istr-istri Nabi) yang lain, dengan mengatakan,<em>“Kalian dinikahkan oleh Allah dari atas Arsy-Nya.”</em> (Diriwayatkan oleh Zubair bin Bakar dalam Al-Muntakhob min Kitab Azwajin Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 1:48 dan Ibnu Sa’d dalam <em>Thabaqah Kubra</em>, 8:104-105 dengan sanad yang shahih).</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Di saat pernikahan Zainab dengan Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> terjadi keajaiban yang merupakan mukjizat Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> sebagaimana diceritakan oleh Anas bin Malik, “Ketika Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>menikah dengan Zainab, ibuku berkata kepadaku, ‘Wahai Anas sesungguhnya hari ini Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> telah menjadi pengantin dalam keadaan tidak punya hidangan siang, maka ambilkan wadah itu kepadaku!’ Maka aku berikan kepadanya wadah dengan satu mud kurma, kemudian dia membuat hais dalam wadah itu, kemudian ibuku berkata, ‘Wahai Anas berikan ini kepada Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan istrinya!’ Kemudian datanglah aku kepada Rasulullah<em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dengan membawa hais tersebut dalam sebuah bejana kecil yang terbuat dari batu, maka Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, ‘Wahai Anas letakkan dia di sisi rumah dan undanglah Abu Bakar, Umar, Ali, Utsman, dan beberapa orang lain!’ Kemudian Rasulullah<em> shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> berkata lagi, ‘Undang juga penghuni masjid dan siapa saja yang engkau temui di jalan!’ Aku berkata, ‘Aku merasa heran dengan banyaknya orang yang diundang padahal makanan yang ada sedikit sekali, tetapi aku tidak suka membantah perintah Rasulullah<em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, maka aku undanglah orang-orang itu sampai penuhlah rumah dan kamar dengan para undangan.’ Kemudian Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> memanggilku seraya berkata, ‘Wahai Anas apakah engkau melihat orang yang melihat kita?’ Aku berkata, ‘Tidak wahai Nabiyullah’ Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, ‘Bawa kemari bejana itu!’ Aku ambil bejana yang berisi hais itu dan aku letakkan di depannya. Kemudian Rasulullah membenamkan ketiga jarinya ke dalam bejana dan jadilah kurma dalam bejana itu menjadi banyak sampai makanlah semua undangan dan keluar dari rumah Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>dalam keadaan kenyang.” (Diriwayatkan oleh Firyabi dalam Dalail Nubuwwah, 1:40-41 dan Ibnu Sa’d dalam <em>Thabaqah Kubra</em> 8:104-105).</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Ketika Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> menikahi Zainab orang-orang munafiq menggunjingnya dengan mengatakan: ‘Muhammad telah mengharamkan menikahi istri-istri anak dan sekarang dia menikahi istri anaknya!, maka turunlah ayat Allah,</div>
<div class="yiv775209966arab" style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
مَّاكَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللهِ</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<em>“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.”</em> (QS. Al-Ahzab: 40)<br />Dan Allah berfirman,</div>
<div class="yiv775209966arab" style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
ادْعُوهُمْ لأَبَآئِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِندَ اللهِ</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<em>“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah.”</em> (QS. Al-Ahzab: 5)</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Maka sejak saat itu Zaid dipanggil dengan Zaid bin Haritsah yang dia sebelumnya biasa dipanggil dengna Zaid bin Muhammad (Al-Isti’ab, 4:1849-1850)</div>
<h3 style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;">
Turunnya Ayat Hijab</h3>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Anas bin Malik berkata, “Aku adalah orang yang paling tahu tentang turunnya ayat hijab, ketika terjadi pernikahan Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dengan Zainab, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> menyiapkan hidangan dan mengundang para sahabat sehingga mereka datang dan masuk ke rumahnya. Ketika itu Zainab sedang bersama Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> di dalam rumah, kemudian para sahabat berbincang-bincang, saat itu keluarlah Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan kemudian kembali dalam keadaan para sahabat duduk-duduk di rumahnya, saat itu turunlah firman Allah,</div>
<div class="yiv775209966arab" style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلآَّ أَن يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانتَشِرُوا وَلاَمُسْتَئْنِسِينَ لِحَدِيثٍ إِنَّ ذَلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِ مِنكُمْ وَاللهُ لاَيَسْتَحْيِ مِنَ الْحَقِّ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَسْئَلُوهُنَّ مِن وَرَآءِ حِجَابٍ</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<em>“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang hijab (tabir).”</em> (QS. Al-Ahzab: 53)</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Saat itu berdirilah para sahabat dan diulurkan hijab. (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam <em>Thabaqoh Kubra</em>, 8:105-106 dengan sanad yang shahih)</div>
<h3 style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;">
Keutamaan-keutamaan Zainab</h3>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Aisyah berkata, “Zainab binti Jahsyi yang selalu menyaingiku di dalam kedudukannya di sisi Rasulullah<em> shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, tidak pernah aku melihat wanita seperti Zainab dalam hal kebaikan agamanya, ketaqwaannya kepada Allah, kejujurannya, silaturrahimnya, dan banyaknya shadaqahnya.” (Al-Isti’ab, 4:1851)</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Aisyah berkata, “Suatu hari Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> berkata kepada istri-istrinya, ‘yang paling cepat menyusulku dari kalian adalah yang paling panjang tangannya,’ Aisyah berkata, ‘Maka kami setelah itu jika berkumpul saling mengukur tangan-tangan kami di tembok sambil melihat mana yang paling panjang, tidak henti-hentinya kami melakukan hal itu sampai saat meninggalnya Zainab, padahal dia adalah wanita yang pendek dan tidaklah tangannya paling panjang di antara kami, maka tahulah kami saat itu bahwasanya Rasulullah<em> shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>memaksudkan panjang tangan adalah yang paling banyak bershadaqah. Adalah Zainab seorang wanita yang biasa bekerja dengan tangannya, dia biasa menyamak dan menjahit kemudian menshadaqahkan hasil kerjanya itu di jalan Allah’,” (Muttafaq Alaih)</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Suatu saat Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> berkata kepada Umar, “Sesungguhnya Zainab adalah wanita yang awwahah.” Seseorang bertanya, “Apa yang dimaksud dengan awwahah wahai Rasulullah?” Rasulullahs <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, “Yang khusyu lagi merendahkan diri di hadapan Allah.” (Al-Isti’ab, 4:1852)</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Dari Barzah binti Rofi dia berkata, “Suatu saat Umar mengirimkan sejumlah uang kepada Zainab, ketika sampai kepadanya Zainab berkata, ‘Semoga Allah mengampuni Umar, sebenarnya selain aku lebih bisa membagi-bagikan ini,’ mereka berkata, ‘Ini semua untukmu,’ Zainab berkata, ‘Subhanallah, letakkanlah uang-uang itu dan tutupilah dengan selembar kain!’ kemudian dia bagi-bagikan uang itu kepada kerabatnya dan anak-anak yatimnya dan dia berikan sisanya kepadaku yang berjumlah delapan puluh lima dirham, kemudian dia mengangkat kedua tangannya ke langit dan berdoa, ‘Ya Allah jangan sampai aku mendapati pemberian Umar lagi setelah tahun ini.’ Tidak lama kemudian dia meninggal dunia.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam <em>Thabaqoh Kubra</em>, 8:105-106)</div>
<h3 style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;">
Peran Zainab di Dalam Penyebaran Sunah-sunah Rasulullah</h3>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Zainab binti Jahsyi termasuk deretan istri-istri Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> yang menjaga dan menyampaikan sunah-sunah Rasulullah<em> shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Di antara deretan perawi yang meriwayatkan hadis dari beliau adalah saudaranya Muhammad bin Abdullah bin Jahsyi, Ummul Mu’minin Ummu Habibah bintu Abi Sufyan, Zainab bintu Abi Salamah, dan selain mereka dari kalangan shahabat dan tabi’in.</div>
<h3 style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 1em;">
Wafatnya</h3>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Zainab binti Jahsyi wafat di Madinah pada tahun 20 Hijriyyah di masa kekhilafahan Umar, saat Mesir ditaklukkan oleh kaum muslimin, waktu itu beliau berusia 53 tahun. Beliau dikuburkan di pekuburan Baqi. Semoga Allah meridhainya dan membalasnya dengan kebaikan yang melimpah.</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<strong>Rujukan:</strong><br /><em>Thabaqoh Kubra</em> oleh Ibnu Sa’ad (8:101-1150, Al-Muntakhob min Kitab Azwajin Nabi<em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> oleh Zubair bin Bakar (1:48), Dalail Nubuwwah 1:40-41 oleh Firyabi, Siyar A’lamin Nubala oleh Adz-Dzahabi (2:211-218), Al-Ishabah oleh Ibnu Hajar (7:667-669), dan Al-Isti’ab oleh Ibnu Abdil Barr. (4/1849-1452).</div>
<div style="line-height: normal; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<strong>Sumber: Majalah Al-Furqon Edisi 6 Tahun III (Publis <strong>ulang </strong>dan edit tatabahasa Tim <a href="http://kisahmuslim.com/" rel="nofollow" style="color: #000099; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; text-decoration: none;" target="_blank">KisahMuslim.com</a>)</strong></div>
</div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2917960680970638170.post-4014563841469468952012-04-27T10:03:00.000+07:002012-04-27T10:03:45.822+07:00TAYAMUM Sesuai Tuntunan Rasulullah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h2 class="title" style="background-color: whitesmoke; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: Tahoma, Arial, serif; font-size: 20px; font-weight: lighter; line-height: 20px; margin-bottom: 20px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; vertical-align: baseline;">
Tayamum Sesuai Tuntunan Rasulullah</h2>
<div class="copy" style="background-color: whitesmoke; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; vertical-align: baseline;">
<h3 style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-weight: lighter; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 20px; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pengertian Tayammum</strong></h3>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Tayammum secara <span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">bahasa</span> artinya sebagai Al Qosdu (القَصْدُ) yang berarti bermaksud atau bertujuan atau memilih. Allah berfirman:</div>
<div class="arab" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; font-style: inherit; line-height: 46px !important; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 5px; padding-top: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
“janganlah kalian bersengaja memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan hal itu, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memejamkan mata terhadapnya” (Qs. Al-Baqarah: 267). Kata “</div>
<div class="arab" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; font-style: inherit; line-height: 46px !important; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 5px; padding-top: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
تَيَمَّمُوا</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
” dalam ayat di atas artinya bersengaja, bermaksud, atau bertujuan. [as-Suyuthy & al-Mahali, al-Jalalain, al-Baqarah: 267]</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Sedangkan secara istilah syari’at, tayammum adalah tata cara bersuci dari hadats dengan mengusap wajah dan tangan, menggunakan <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">sho’id </em>yang bersih.</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Catatan</strong>: S<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">ho’id</em> adalah seluruh permukaan bumi yang dapat digunakan untuk bertayammum, baik yang mengandung tanah atau debu maupun tidak.</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<h3 style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-weight: lighter; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 20px; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Dalil Disyari’atkannya Tayammum</strong></h3>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Tayammum disyari’atkan dalam islam berdasarkan dalil al-Qur’an, sunnah dan Ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin.</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Adapun dalil dari Al Qur’an adalah firman Allah <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">‘Azza wa Jalla,</em></div>
<div class="arab" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; font-style: inherit; line-height: 46px !important; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 5px; padding-top: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ<br />فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ</div>
<div align="center" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”. </em>(Qs. Al Maidah: 6).</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Adapun dalil dari Sunnah, sabda <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam</em> dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">rodhiyallahu ‘anhu,</em></div>
<div class="arab" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; font-style: inherit; line-height: 46px !important; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 5px; padding-top: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
الصَّعِيدُ الطَيِّبُ وضُوءُ المُسلِمِ وَإِن لَم يَجِد المَاءَ عَشرَ سِنِين</div>
<div align="center" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“Tanah yang suci adalah wudhunya muslim, meskipun tidak menjumpai air sepuluh tahun”.</em>(Abu Daud 332, Turmudzi 124 dan dishahihkan al-Albani)</div>
<h3 style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-weight: lighter; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 20px; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Media yang dapat Digunakan untuk Tayammum</strong></h3>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Media yang dapat digunakan untuk bertayammum adalah <span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">seluruh permukaan bumi yang bersih</span> baik itu berupa pasir, bebatuan, tanah yang berair, lembab ataupun kering. Hal ini berdasarkan hadits Nabi <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shollallahu ‘alaihi wa sallam </em>dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">rodhiyallahu ‘anhu </em>di atas dan secara khusus,</div>
<div class="arab" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; font-style: inherit; line-height: 46px !important; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 5px; padding-top: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
جُعِلَتِ الأَرْضُ كُلُّهَا لِى وَلأُمَّتِى مَسْجِداً وَطَهُوراً</div>
<div align="center" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“Dijadikan permukaan bumi <strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">seluruhnya</span></strong> bagiku dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk bersuci”. </em>(Muttafaq ‘alaihi)</div>
<h3 style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-weight: lighter; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 20px; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Keadaan yang Membolehkan Tayammum</strong></h3>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Syaikh Dr. Sholeh bin Fauzan Al Fauzan <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">hafidzahullah</em> menyebutkan beberapa keadaan yang dapat menyebabkan seseorang bersuci dengan tayammum,<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></em></div>
<ul style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: 10px; margin-left: 30px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Jika tidak ada air baik dalam keadaan safar/dalam perjalanan ataupun tidak.</li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Terdapat air dalam jumlah terbatas, sementara ada kebutuhan lain yang juga memerlukan air tersebut, seperti untuk minum dan memasak</li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Adanya kekhawatiran jika bersuci dengan air akan membahayakan badan atau semakin lama sembuh dari sakit</li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ketidakmapuan menggunakan air untuk berwudhu dikarenakan sakit dan tidak mampu bergerak untuk mengambil air wudhu dan tidak adanya orang yang mampu membantu untuk berwudhu bersamaan dengan kekhawatiran habisnya waktu sholat</li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Khawatir kedinginan jika bersuci dengan air dan tidak adanya yang dapat menghangatkan air tersebut.</li>
</ul>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<h3 style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-weight: lighter; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 20px; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tata Cara Tayammum Nabi <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam</em></strong></h3>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Tata cara tayammum Nabi <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>dijelaskan hadits ‘Ammar bin Yasir<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">radhiyallahu ‘anhu,</em></div>
<div class="arab" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; font-style: inherit; line-height: 46px !important; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 5px; padding-top: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
بَعَثَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى حَاجَةٍ فَأَجْنَبْتُ ، فَلَمْ أَجِدِ الْمَاءَ ، فَتَمَرَّغْتُ فِى الصَّعِيدِ كَمَا تَمَرَّغُ الدَّابَّةُ ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ « إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ أَنْ تَصْنَعَ هَكَذَا » . فَضَرَبَ بِكَفِّهِ ضَرْبَةً عَلَى الأَرْضِ ثُمَّ نَفَضَهَا ، ثُمَّ مَسَحَ بِهَا ظَهْرَ كَفِّهِ بِشِمَالِهِ ، أَوْ ظَهْرَ شِمَالِهِ بِكَفِّهِ ، ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ</div>
<div align="center" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak menemukan air. Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana layaknya hewan yang berguling-guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau melakukannya seperti ini”. Kemudian beliau memukulkan telapak tangannya ke permukaan tanah sekali, lalu meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya</em> dengan tangan kirinya dan <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">mengusap punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.</em></div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Dalam salah satu lafadz riwayat Bukhori,</div>
<div class="arab" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; font-style: inherit; line-height: 46px !important; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 5px; padding-top: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
وَمَسَحَ وَجْهَهُ وَكَفَّيْهِ وَاحِدَةً</div>
<div align="center" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua telapak tangannya dengan sekali usapan”.</em>(Muttafaq ‘alaihi)</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Berdasarkan hadits di atas, kita dapat simpulkan bahwa tata cara tayammum beliau<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>adalah sebagai berikut.</div>
<ul style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin-bottom: 10px; margin-left: 30px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Memukulkan kedua telapak tangan ke permukaan tanah <span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">sekali</span> kemudian meniupnya.</li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Mengusap punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.</li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kemudian menyapu wajah dengan dua telapak tangan.</li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Semua usapan <span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">dilakukan sekali.</span></li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Bagian tangan yang diusap hanya sampai <strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">pergelangan tangan</strong> saja</li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tayammum dapat menghilangkan hadats besar semisal janabah, demikian juga untuk hadats kecil</li>
<li style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 7px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tidak wajibnya tertib atau berurutan ketika tayammum</li>
</ul>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<h3 style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-weight: lighter; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 20px; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Pembatal Tayammum</strong></h3>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
a. Semua pembatal wudhu juga merupakan pembatal tayammum</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
b. Menemukan air, jika sebab tayammumnya karena tidak ada air</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
c. Mampu menggunakan air, jika sebab tayammumnya karena tidak bisa menggunakan air</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<h3 style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-weight: lighter; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 20px; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Catatan</strong>:</h3>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Orang yang melaksanakan shalat dengan tayammum, kemudian dia menemukan air setelah shalat maka dia tidak diwajibkan untuk berwudhu dan mengulangi shalatnya. Hal ini berdasarkan hadits Nabi <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>dari sahabat Abu Sa’id Al Khudri<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">radhiyallahu ‘anhu,</em></div>
<div class="arab" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; font-style: inherit; line-height: 46px !important; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 5px; padding-top: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
خَرَجَ رَجُلَانِ فِي سَفَرٍ ، فَحَضَرَتْ الصَّلَاةُ – وَلَيْسَ مَعَهُمَا مَاءٌ – فَتَيَمَّمَا صَعِيدًا طَيِّبًا ، فَصَلَّيَا ، ثُمَّ وَجَدَا الْمَاءَ فِي الْوَقْتِ ، فَأَعَادَ أَحَدُهُمَا الصَّلَاةَ وَالْوُضُوءَ ، وَلَمْ يُعِدْ الْآخَرُ ، ثُمَّ أَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَا ذَلِكَ لَهُ ، فَقَالَ لِلَّذِي لَمْ يُعِدْ : أَصَبْت السُّنَّةَ وَأَجْزَأَتْك صَلَاتُك وَقَالَ لِلْآخَرِ : لَك الْأَجْرُ مَرَّتَيْنِ</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ada dua orang lelaki yang bersafar. Kemudian tibalah waktu shalat, sementara tidak ada air di sekitar mereka. Kemudian keduanya bertayammum dengan permukaan tanah yang suci, lalu keduanya shalat. Setelah itu keduanya menemukan air, sementara waktu shalat masih ada. Lalu salah satu dari keduanya berwudhu dan mengulangi shalatnya, sedangkan satunya tidak mengulangi shalatnya.</em></div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Keduanya lalu menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan yang mereka alami. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada orang yang <strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">tidak</strong>mengulangi shalatnya, “<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Apa yang kamu lakukan telah sesuai dengan sunnah dan shalatmu sah</strong>”. Kemudian Beliau mengatakan kepada yang mengulangi shalatnya, “<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Untukmu dua pahala. </strong></em>(HR. Abu Daud dan dishahihkan al-Albani)</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<h3 style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-weight: lighter; line-height: 20px; margin-bottom: 5px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 5px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-size: 20px; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Di Antara Hikmah Disyari’atkannya Tayammum</strong></h3>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
Diantara hikmah tayyamum adalah untuk menyucikan diri kita dan agar kita bersyukur dengan syari’at ini. Sehingga semakin nampak kepada kita bahwa Allah sama sekali tidak ingin memberatkan hamba-Nya. Setelah menyebutkan syariat bersuci, Allah mengakhiri ayat tersebut dengan firman-Nya:</div>
<div class="arab" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; direction: rtl; font-family: 'KFGQPC Uthman Taha Naskh', KFGQPC_Naskh, 'Traditional Arabic', Tahoma, sans-serif; font-size: 32px !important; font-style: inherit; line-height: 46px !important; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 5px; padding-top: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ</div>
<div align="center" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; color: #444444; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; line-height: 20px; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">“Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak menyucikan kamu dan menyempurnakan <strong style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">nikmat</strong>-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” </em>(Qs. Al Maidah: 6).</div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: none; margin-bottom: 12px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;"><span style="font-style: inherit; line-height: 20px;">Penyusun: Ustadz Ammi Nur Baits</span></span><br /><span style="color: #444444; font-family: inherit; font-size: x-small;"><span style="font-style: inherit; line-height: 20px;">Artikel </span></span><a href="http://www.carasholat.com/" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: rgb(0, 150, 193) !important; cursor: pointer; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-weight: bold; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank">www.carasholat.com</a><br /><br /></div>
</div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0