ADAB-ADAB KEPADA ORANG KAFIR
Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari
Allah Azza wa Jalla menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla mengutus para rasul dengan membawa agama yang haq, untuk membimbing manusia menuju cara beribadah yang benar. Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebut para rasul itu sebagai orang-orang Muslim. Maknanya, orang yang menyerahkan diri, tunduk dan patuh kepada Allah Azza wa Jalla. Itulah arti Islam secara umum. Yaitu semua agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul semenjak Nabi Nuh Alaihissallam sampai Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun secara khusus, Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dari Allah Azza wa Jalla. Dengan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ini, Allah Azza wa Jalla menghapus seluruh agama dan syariat sebelumnya. Maka, orang yang mendapati agama ini, namun tidak memeluknya, maka dia kafir.
Agama Islam adalah agama yang haq dan adil, mengajarkan cara-cara bermuamalah dengan seluruh jenis manusia, termasuk mengajarkan sikap seorang Muslim kepada orang-orang kafir. Di sini kami akan menyampaikan...
Rabu, 28 Desember 2011
ADAB-ADAB KEPADA ORANG KAFIR
READ MORE - ADAB-ADAB KEPADA ORANG KAFIR
JANGAN MENGAMBIL ILMU AGAMA DARI AHLI BID’AH
JANGAN MENGAMBIL ILMU AGAMA DARI AHLI BID’AH
Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim al Atsari
Orang yang berniat mencari ilmu yang haq harus memperhatikan dari siapa dia mengambil ilmu. Jangan sampai mengambil ilmu agama dari ahli bid’ah, karena mereka akan menyesatkan, baik disadari atau tanpa disadari. Sehingga hal ini akan mengantarkannya kepada jurang kehancuran.
Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah menyatakan, bahwa untuk meraih ilmu ada dua jalan.
Pertama : Ilmu diambil dari kitab-kitab terpercaya, yang ditulis oleh para ulama yang telah dikenal tingkat keilmuan mereka, amanah, dan aqidah mereka bersih dari berbagai macam bid’ah dan khurafat (dongeng; kebodohan). Mengambil ilmu dari isi kitab-kitab, pasti seseorang akan sampai kepada derajat tertentu, tetapi pada jalan ini ada dua halangan. Halangan pertama, membutuhkan waktu yang lama dan penderitaan yang berat. Halangan kedua, ilmunya lemah, karena tidak dibangun di atas kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip.
Kedua : Ilmu diambil dari seorang guru yang terpercaya di dalam ilmunya dan agamanya. Jalan ini lebih cepat dan lebih kokoh untuk meraih ilmu.[1]
Akan tetapi pantas disayangkan, pada zaman...
SIFAT-SIFAT DAN BALASAN PELAKU KEBAJIKAN
SIFAT-SIFAT DAN BALASAN PELAKU KEBAJIKAN •)
هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنسَانِ حِينٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُن شَيْئًا مَّذْكُورًا
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
1. Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut.
2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),
karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. [al Insan/76:1-2].
Ketahuilah, sesungguhnya surat al Insan ini memiliki kandungan yang sangat menakjubkan meski ringkas. Allah Subhanahu wa Ta'ala memulainya dengan penyebutan penciptaan manusia dari nuthfah (hasil pembuahan antara sel telur lelaki dan wanita) yang bercampur. Dengan kekuasaan, kelembutan dan hikmah-Nya, Allah menciptakannnya melalui beberapa fase; mengalihkannya dari keadaan satu ke keadaan berikutnya, sampai akhirnya proses penciptaan tersebut tuntas, bentuk dan rupanya sempurna. Selanjutnya, Allah mengeluarkannya sebagai manusia yang sempurna, bisa mendengar lagi melihat.
Begitu daya tangkap dan penalarannya...
Senin, 26 Desember 2011
TERAPI PENYAKIT SUKA SESAMA JENIS
TERAPI PENYAKIT SUKA SESAMA JENIS
Oleh
Ustadz Muhammad Arifin Badri
Dalam setiap proses pengobatan, langkah pertama yang ditempuh oleh dokter atau tenaga medis adalah melakukan diagnosis. Tujuannya, ialah untuk mengetahui penyebab penyakit yang diderita. Diagnosis ini dapat ditempuh dengan berbagai cara, mulai dari wawancara dengan pasien, hingga dengan test laborat dengan menggunakan teknologi canggih.
Islam sendiri telah memudahkan proses pengobatan. Yaitu dengan cara mengajarkan kepada umatnya hasil diagnosa yang benar-benar aktual. Allah Ta'ala yang telah menurunkan penyakit, telah mengabarkan kepada kita bahwa di antara faktor yang menjadi penyebab datangnya penyakit adalah perbuatan dosa kita sendiri.
Allah Ta'ala berfirman:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ الشورى 30
"Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri". [asy-Syûrâ/42 : 30]
Abu Bilaad rahimahullah yang terlahir dalam keadaan buta bertanya kepada al-'Alâ` bin Badr rahimahullah : "Bagaimana penerapan ayat ini pada dirinya, padahal ia menderita buta mata sejak dalam kandungan ibunya?"
Jawaban al-'Alâ` bin Badr sangat mengejutkan,...
10 Pembatal Keislaman
10 Pembatal Keislaman
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah
10 Pembatal Keislaman
Pertanyaan.: Apakah pembatal-pembatal Islam?
Jawaban : Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah berkata:
'Ketahuilah, sesungguhnya pembatal islam terbesar ada sepuluh perkara:
Pertama: syirik dalam beribadah kepada Allah yang tiada sekutu
baginya, berdasarkan firman Allah :
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. an-Nisa` :48)
Termasuk syirik adalah menyembelih bukan karena Allah , termasuk orang yang menyembelih untuk jin atau kubah.
Kedua: Barangsiapa yang menjadikan perantara di antaranya dan diantara Allah , berdoa dan meminta syafaat kepada mereka niscaya ia menjadi kafir secara ijma'.
Ketiga: Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau meragukan kekafiran mereka, atau membenarkan kepercayaan mereka niscaya kafir secara ijma'.
Keempat: Barangsiapa yang meyakini bahwa selain syari'at Nabi lebih sempurna dari...
Langganan:
Postingan (Atom)