rss

Selasa, 31 Mei 2011

Beli Barang Hasil Hutang Bank


Beli Barang Hasil Hutang Bank

السؤال : الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد: فسؤالي هو كالتالي إشتريت منزلا بقرض ربوي فأردت أن ارضي الله تعالى ببيع المنزل و اللجؤ إلى إكتراء منزل, لكن المشكل لا يكمن في الإكتراء ولكن في البيع الذي سيترتب عنه ربح, لأني لن أبيع بالثمن الذي آشتريت به,سأسدد الديون التي هي علي تجاه البنك والباقي فما حكم الشرع فيه ؟ و لكم جزيل الشكر
Pertanyaan, “Aku membeli rumah dari uang utangan yang didapat dengan pinjam uang di bank ribawi. Aku ingin membuat Allah ridho dengan menjual rumah tersebut lalu ngontrak rumah. Akan tetapi yang jadi masalah, ngontrak adalah suatu hal yang tidak memungkinkan untuk dilakukan. Demikian pula menjual rumah tersebut berarti mendapatkan keuntungan karena aku tidak akan menjualnya dengan harga yang sama dengan harga pembelian lalu akan kulunasi hutangku di bank dan masih ada selisih keuntungan. Aku hukum syariat dalam masalah ini”.
الإجابة:
عقد شراء هذا المسكن صحيح ولا علاقه له بالمبلغ الذي اقترضته من البنك بفائدة ربويه
Jawaban Syaikh Abdul Muhsin bin Nashir al Ubaikan, “Transaksi untuk membeli rumah tersebut adalah transaksi yang sah dan tidak ada hubungannya dengan uang yang anda dapatkan dengan cara berhutang di bank yang mengunakan sistem bunga ribawi.
أنت اقترفت ذنبا بالقرض الربوي وليس امامك إلا التوبه إلى الله عز وجل من هذا العمل , وليس عليك بيع البيت فإن شئت بعت البيت وإن شئت أبقيته في ملكك إنما تتوب إلى الله عز وجل من الربا الذي فعلته
Anda telah berbuat dosa dengan menjadi nasabah riba. Anda tidak memiliki pilihan selain bertaubat kepada Allah dari perbuatan ini. Anda tidak memiliki kewajiban untuk menjual rumah yang telah anda beli tersebut. Jika anda mau anda boleh menjualnya, boleh pula tidak anda jual. Kewajiban anda hanyalah bertaubat kepada Allah dari dosa menjadi nasabah riba yang telah anda lakukan.
إن استطعت أن تتخلص من الفائدة الربويه بعدم إعادتها إلى البنك فهذا مطلوب وإن لم تستطع لأنك مجبر فعليك التوبه إلى الله عز وجل.
Jika anda mampu membebaskan diri dari keharusan membayarkan bunga ribawi dengan tidak membayarkan bunga tersebut kepada bank maka ini adalah pilihan yang ideal. Akan tetapi jika anda tidak mampu karena anda dipaksa untuk membayarkan bunga riba maka anda berkewajiban untuk bertaubat kepada Allah”.
Sumber:
http://al-obeikan.com/show_fatwa/267.html
Catatan:
Berdasarkan keterangan di atas jika ada seorang yang merintis bisnis atau usahanya dengan uang utangan dari bank maka selama bisnis yang dia jalankan adalah bisnis yang dibolehkan oleh syariat maka penghasilan yang dia dapatkan adalah penghasilan yang halal. Namun orang tersebut wajib bertaubat dari dosa besar yang dia lakukan yaitu menjadi nasabah riba.

0 komentar:


Posting Komentar

 
Free counters!